Penjualan Starbucks, KFC, dan McDonald's Terpuruk
Tanggal: 3 Mei 2024 13:05 wib.
Pendapatan Starbucks, KFC, dan McDonald's mengalami penurunan secara kompak pada kuartal ini. Performa perusahaan-perusahaan ini menurun karena penjualan yang menurun. Menurut CNBC, Starbucks melaporkan penurunan penjualan yang mencengangkan, menyebabkan sahamnya turun 17 persen pada Rabu (1/5).
Perusahaan induk dari Pizza Hut, KFC, dan Taco Bell, Yum, juga melaporkan penurunan penjualan. Yum mencatat pendapatan turun 3 persen menjadi US$1,60 miliar, jauh di bawah perkiraan. Penjualan Pizza Hut turun 7 persen dan KFC 2 persen.
Pendapatan KFC di AS merosot 8 persen, sementara pendapatan Pizza Hut turun 6 persen. Kedua waralaba ini juga mengalami penurunan pendapatan di pasar Timur Tengah, Turki, dan Afrika Utara akibat ketegangan geopolitik di wilayah tersebut, menurut manajemen Yum.
Anjloknya penjualan restoran cepat saji asal AS ini telah diperkirakan oleh para ekonom. Mereka memprediksi bahwa konsumen akan mengurangi pengeluaran seiring dengan kenaikan harga-harga (inflasi) dan suku bunga yang tinggi.
Starbucks mengatakan cuaca buruk telah menurunkan penjualannya, sementara Yum menyalahkan badai salju yang terjadi pada bulan Januari sebagai penyebab lesunya penjualan.
Namun, alasan-alasan ini tidak sepenuhnya menjelaskan pelemahan kinerja mereka selama tiga bulan terakhir. Tidak jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan penjualan jaringan restoran cepat saji, meskipun para eksekutif memberikan jadwal dan rencana yang optimis untuk mengembalikan penjualan ke jalurnya.
Misalnya, Yum mengatakan bahwa kuartal pertama akan menjadi kuartal terlemah tahun ini. Sementara itu, McDonald's berencana untuk menciptakan 'value menu' untuk menarik pelanggan yang berbelanja hemati, meskipun rencana ini mungkin ditolak oleh para pewaralabanya.
Hal ini karena meskipun kesepakatan tersebut dapat mendorong penjualan, namun juga menekan keuntungan para operator, terutama di pasar di mana biaya operasionalnya sudah mahal.
Kondisi pasar yang sulit, dimana perubahan cuaca dan ketegangan geopolitik mempengaruhi penjualan, menunjukkan kerentanan perusahaan-perusahaan makanan cepat saji terhadap faktor-faktor eksternal. Dalam upaya untuk mengatasi penurunan penjualan ini, perlu adanya strategi baru untuk menarik kembali minat konsumen dan memperbaiki performa keuangan perusahaan-perusahaan ini.