Pengaruh Pembunuh UMKM China Terhadap Pasar Indonesia: Ancaman Nyata Penjajah
Tanggal: 31 Jul 2024 19:51 wib.
Pengaruh platform ecommerce yang disebut sebagai pembunuh UMKM semakin mendekati pasar Indonesia. Platform yang dikenal dengan nama Temu telah memasuki Thailand, menawarkan diskon hingga 90% untuk produk fesyen yang diimpor langsung dari pabriknya di China. Menurut laporan dari Momentum Works, Thailand adalah negara ketiga yang menjadi target operasi dari Temu, setelah sebelumnya berhasil memasuki pasar Malaysia dan Filipina.
Pada Selasa (30/7/2024), Temu secara diam-diam memulai operasinya di Thailand dengan menawarkan diskon besar-besaran hingga 90% melalui situs web mereka. Semua produk yang ditawarkan oleh Temu di Thailand merupakan barang-barang buatan luar negeri yang diimpor langsung dari negara asalnya, tanpa melibatkan perantara lokal. Sistem perdagangan ini dikenal dengan istilah cross-border, yang memungkinkan transaksi lintas perbatasan tanpa terkendala oleh regulasi lokal.
Produk yang dijajakan oleh Temu di situs webnya tidak memiliki merek atau non-branded. Berdasarkan data dari Momentum Works, Thailand merupakan pasar ecommerce nomor dua di Asia Tenggara setelah Indonesia. Hal ini menandakan bahwa penetrasi Temu ke Thailand adalah sebuah langkah strategis untuk memperluas jangkauan pasar mereka di wilayah Asia Tenggara.
Temu mampu mengekspor barang langsung dari China ke Thailand melalui jalur darat, yang menghubungkan antara Guangzhou dan Bangkok. Dengan dukungan jalur logistik ini, Temu mampu mengantarkan produk ke pelanggan di Thailand dalam waktu kurang dari 5 hari, memberikan keunggulan dalam hal efisiensi pengiriman barang.
Sebagai perbandingan, pada tahun 2023, platform ecommerce terbesar di Thailand adalah Shopee dengan pangsa pasar sebesar 49%, diikuti Lazada (30%) dan TikTok Shop (21%). Momentum Works juga meramalkan bahwa Temu dalam waktu dekat akan merambah pasar Indonesia, memperluas dominasinya dalam industri ecommerce di Asia Tenggara.
Temu sendiri adalah sebuah platform ecommerce yang dimiliki oleh perusahaan raksasa asal China, PDD Holdings, yang sebelumnya sukses dengan platform group buying, Pinduoduo. Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, menjadi salah satu pihak yang mengungkapkan keprihatinannya terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh kedatangan Temu ke pasaran Indonesia. Teten menegaskan bahwa setelah TikTok Shop, kini muncul aplikasi lain yang menjadi ancaman serius bagi kelangsungan usaha UMKM di Indonesia, yaitu Temu.
Menurut Teten, Temu memiliki potensi bahaya yang lebih besar daripada TikTok Shop, karena Temu terhubung langsung dengan 80 pabrik di China. Dalam pandangan Teten, keberadaan Temu dapat mengancam langsung keberadaan UMKM di Indonesia. Dia juga menekankan bahwa aplikasi ini dapat berpotensi merugikan lebih banyak pebisnis kecil karena tidak melibatkan reseller atau afiliasi yang dapat membantu membuka lapangan kerja.