Sumber foto: Google

Pemerintah Siapkan Jaringan Transmisi Listrik 47.758 Km, Target Rampung 10 Tahun

Tanggal: 30 Mei 2025 22:57 wib.
Jakarta, Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan pemerintah akan membangun jaringan transmisi listrik sepanjang 47.758 kilometer sirkuit (kms). Proyek infrastruktur vital ini ditargetkan rampung dalam waktu 10 tahun, atau pada periode 2025-2034.

Jaringan transmisi ini akan berfungsi menghubungkan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) dengan gardu induk milik PT PLN (Persero), sebelum listrik disalurkan ke pelanggan melalui jaringan distribusi hingga pelosok. Rencana ambisius ini sudah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN periode 2025–2034.

Bahlil menyebut proyek ini akan mempermudah interkoneksi pembangkit EBT ke rumah tangga, yang sangat krusial mengingat target EBT nasional masih belum tercapai. "Untuk bisa menghubungkan energi baru terbarukan ini kita harus punya jaringan. Kita harusnya target (EBT) 23 persen, sekarang baru 15-16 persen,” kata Bahlil di Jakarta, Jumat (30/5/2025).

Menurutnya, program EBT sudah dicanangkan, namun ketiadaan jaringan transmisi yang memadai menjadi penghambat utama. “Kita semua sudah programkan EBT, tetapi ternyata tidak ada jaringannya. Ini yang membuat masalah besar," ujarnya.


Sebaran Jaringan Transmisi dan Potensi Ekonomi

Dari total jaringan transmisi yang akan dibangun, kawasan Jawa, Madura, dan Bali akan menjadi yang terpanjang, mencapai 13,9 ribu kms. Sumatera menyusul dengan 11,2 ribu kms. Sementara itu, Kalimantan akan dibangun 9,8 ribu kms, Sulawesi 9,0 ribu kms, serta Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara sepanjang 3,9 ribu kms.

Tak hanya transmisi, pemerintah juga akan menambah kapasitas gardu induk sebesar 107.950 mega volt ampere (MVA) di seluruh Indonesia.

Menurut Bahlil, proyek raksasa ini membuka peluang investasi yang sangat besar, mencapai Rp 565,3 triliun. Selain itu, penyerapan tenaga kerja juga diperkirakan mencapai 881.132 orang, mencakup sektor manufaktur, konstruksi, operasi, serta pemeliharaan transmisi, gardu induk, dan distribusi.

Bahlil juga menekankan pentingnya penggunaan produk dalam negeri dalam pembangunan transmisi dan gardu induk ini. “Ini saya harapkan tidak ada impor ya. Dimaksimalkan semua industri dalam negeri. Karena ini investasinya sekitar Rp400-500 triliun hanya untuk transmisi sama gardu induk. Ini opportunity bagus. Supaya kita mengamankan TKDN kita. Jangan pasar besar dikasih untuk luar negeri, harus dalam negeri," tutur Bahlil.

Proyek ini diharapkan tidak hanya meningkatkan akses listrik dan bauran EBT, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di dalam negeri
Copyright © Tampang.com
All rights reserved