Sumber foto: Google

Pembayaran Berbasis QRIS Perkembangan Terbaru di Brunei dan Laos

Tanggal: 4 Apr 2024 15:19 wib.
Pembayaran berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) telah menjadi tren yang semakin populer di berbagai negara di Asia Tenggara. QRIS memungkinkan transaksi pembayaran dengan cara yang lebih mudah, cepat, dan aman. Tak terkecuali di Brunei dan Laos, dua negara yang sedang mengalami perkembangan dalam hal penerimaan pembayaran berbasis QRIS.

Brunei, salah satu negara kecil di Asia Tenggara, telah melihat adopsi yang pesat terhadap teknologi pembayaran berbasis QRIS. Proyek inisiatif kerjasama antara beberapa bank terkemuka di Brunei telah membuka jalan bagi konsumen dan pedagang untuk menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran yang dapat diterima luas. Hal ini telah mengubah lanskap pembayaran di Brunei, di mana sekarang konsumen dapat dengan mudah melakukan pembelian di toko tradisional maupun pertokoan modern secara cashless melalui QRIS.

Di sisi lain, Laos juga mengalami perkembangan yang pesat dalam hal adopsi QRIS dalam sistem pembayarannya. Dukungan pemerintah Laos terhadap transformasi digital di sektor pembayaran telah memungkinkan QRIS untuk merambah pasar secara luas. Melalui kebijakan pembangunan infrastruktur digital, sektor swasta di Laos juga semakin tertarik untuk mengadopsi QRIS sebagai solusi pembayaran yang efisien dan aman.

Keuntungan utama dari adopsi QRIS ini adalah kemudahan akses bagi berbagai pihak, baik konsumen maupun pedagang. Konsumen dapat melakukan pembayaran tanpa menggunakan uang tunai, cukup dengan memindai kode QR yang tertera di toko atau warung, sementara pedagang dapat mengurangi risiko pencurian dan kehilangan uang tunai serta memperluas jaringan pelanggan mereka.

Selain itu, keamanan juga menjadi aspek yang sangat diutamakan dalam sistem pembayaran berbasis QRIS. Kode QR dinilai lebih aman dibandingkan dengan uang tunai karena adanya sistem otentikasi dan enkripsi yang ketat, sehingga mampu mengurangi risiko penipuan atau pembayaran palsu.

Meskipun begitu, tantangan tetap ada dalam adopsi QRIS di Brunei dan Laos. Salah satu tantangan utama adalah tingkat penetrasi perangkat pintar dan konektivitas internet di kedua negara tersebut. Untuk mengadopsi QRIS, konsumen perlu memiliki akses yang stabil terhadap internet dan perangkat pintar yang mendukung aplikasi pembayaran berbasis QRIS. Oleh karena itu, investasi di infrastruktur dan edukasi mengenai penggunaan QRIS menjadi suatu hal yang penting bagi pemerintah dan sektor swasta di kedua negara ini.

Meskipun begitu, prospek adopsi QRIS di Brunei dan Laos tetap terlihat cerah. Dengan dukungan dari pemerintah dan sektor swasta, QRIS berpotensi untuk menjadi metode pembayaran yang dominan di masa mendatang. Terlebih lagi, adopsi teknologi QRIS juga mendukung agenda pembangunan ekonomi digital yang sedang dikejar oleh kedua negara ini.

Saat ini, QRIS telah merambah ke berbagai sektor ekonomi, mulai dari ritel tradisional, restoran, hingga pasar online. Kehadirannya yang inklusif dan kemudahan penggunaan membuat QRIS semakin diminati oleh berbagai pihak.

Dengan adopsi QRIS yang semakin meluas, Brunei dan Laos bukan hanya sekadar mengikuti tren global dalam transformasi digital, namun juga menjadi bagian dari masyarakat ekonomi digital di Asia Tenggara. Dengan demikian, harapannya adalah bahwa adopsi QRIS dapat membawa manfaat yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi, efisiensi transaksi, serta inklusi keuangan bagi masyarakat di kedua negara tersebut. Dengan begitu, QRIS di Brunei dan Laos bukan lagi sekadar tren, melainkan menjadi bagian integral dari masa depan pembayaran dan perekonomian di dua negara ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved