Pembagian Bansos Akan Gunakan Face Recognition Hemat Hingga 100 T
Tanggal: 5 Jun 2025 10:29 wib.
Dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyaluran bantuan sosial (bansos), pemerintah Indonesia mengumumkan penggunaan teknologi face recognition atau pengenalan wajah. Hal ini merupakan langkah strategis yang juga terintegrasi dalam Keterpaduan Layanan Digital Nasional untuk mewujudkan Program Prioritas Presiden. Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, menyampaikan bahwa penerapan teknologi ini diharapkan akan meningkatkan ketepatan sasaran dalam penyaluran bansos.
Dalam acara "Peluncuran Sahabat-AI Model 70B dan Chatbot" yang berlangsung di Jakarta pada Senin (02/06/2025), Luhut menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan teknologi canggih seperti face recognition, proses verifikasi penerima bansos akan menjadi lebih cepat dan akurat. Teknologi ini dapat mengidentifikasi individu berdasarkan fitur wajah, sehingga memastikan bahwa hanya mereka yang berhak menerima bantuan yang akan mendapatkan fasilitas ini. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi penyaluran bansos kepada pihak-pihak yang tidak berhak.
Melalui skenario ini, pemerintah menargetkan penghematan hingga Rp100 triliun. Angka ini menunjukkan potensi besar dari pengurangan penyimpangan dalam penyaluran bantuan sosial yang selama ini terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak laporan yang menyebutkan adanya penerima bansos yang tidak memenuhi syarat. Oleh karena itu, penggunaan teknologi ini menjadi langkah inovatif untuk menciptakan sistem yang lebih transparan dan akuntabel.
Luhut juga menekankan bahwa penerapan teknologi face recognition ini merupakan bagian dari transformasi digital yang lebih luas dalam administrasi pemerintahan. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, diharapkan dapat terwujud layanan publik yang lebih baik dan lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Dalam konteks bansos, hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa bantuan yang dialokasikan dapat benar-benar menjangkau masyarakat yang membutuhkan.
Rencana untuk merilis sistem ini pada bulan Agustus tahun ini menunjukkan komitmen pemerintah yang kuat untuk mempercepat implementasi teknologi dalam sektor publik. Peluncuran ini tidak hanya diharapkan akan mempercepat proses distribusi bansos, tetapi juga akan memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan untuk bansos dapat digunakan secara optimal.
Keberhasilan inisiatif ini sangat tergantung pada kolaborasi antara berbagai instansi pemerintah dan penyedia teknologi. Untuk itu, Luhut mengajak semua pihak untuk mendukung implementasi sistem ini demi tercapainya tujuan yang lebih besar – kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan adanya dukungan yang solid, penggunaan teknologi pengenalan wajah dalam penyaluran bansos dapat menjadi model yang dapat diadopsi oleh negara lain.
Penggunaan teknologi face recognition dalam bantuan sosial ini adalah salah satu contoh bagaimana inovasi dapat menjadi solusi untuk menangani beberapa tantangan sosial yang dihadapi pemerintah. Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memanfaatkan setiap kesempatan demi meningkatkan kualitas layanan publik dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan pengenalan sistem ini, diharapkan gejolak yang mungkin terjadi dalam penyaluran bantuan sosial dapat diminimalisir. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk bersiap menerima perubahan ini dan memanfaatkan bantuan yang diberikan secara maksimal. Kebijakan baru ini diharapkan dapat membawa angin segar dalam upaya pemerintah untuk memperbaiki sistem pengelolaan bantuan sosial yang selama ini menjadi sorotan.
Dengan komitmen untuk menjaga kualitas serta akuntabilitas dalam setiap program, penggunaan teknologi canggih tentu akan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan pemerintah. Melalui kebijakan ini, diharapkan bantuan sosial yang diberikan dapat lebih tepat sasaran, bermanfaat, dan membawa perubahan yang signifikan bagi kehidupan masyarakat Indonesia.