Peluang Bisnis Tambang Mineral Menjadi Fokus Perluasan Bisnis Indika Energy (INDY)
Tanggal: 23 Jul 2024 11:47 wib.
Perusahaan publik PT Indika Energy Tbk. (INDY) sedang dalam proses mempertimbangkan perluasan bisnis ke sektor tambang mineral dengan nilai tambah yang sesuai dengan strategi jangka menengah dan panjang. Langkah ini diumumkan oleh Presiden Direktur Indika Energy, Arsjad Rasjid, yang menyatakan bahwa INDY akan memastikan prospek keberlanjutan bisnisnya, sejalan dengan strategi lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) sebagai bagian dari strategi jangka menengah dan panjang perusahaan.
Menurut Arsjad, INDY memiliki potensi untuk mengekspansi bisnisnya ke berbagai jenis komoditas mineral, asalkan dapat memberikan nilai tambah yang diinginkan. "Kami mempertimbangkan semua jenis [komoditas mineral], yang penting adalah nilai tambah yang dapat diberikan," ungkap Arsjad dalam wawancara di Jakarta, pada Senin (22/7/2024).
Lebih lanjut, Arsjad menegaskan bahwa INDY akan mengikuti strategi yang sejalan dengan arah perkembangan Indonesia ke depan. "Kami akan mengadopsi strategi yang sejalan dengan rencana pembangunan Indonesia," tegasnya.
Perlu dicatat bahwa saat ini INDY telah memiliki tiga perusahaan yang aktif melakukan diversifikasi bisnis di sektor tambang mineral, yaitu PT Masmindo Dwi Area, PT Mekko Metal Mining, dan PT Rockgeo Energi Nusantara.
PT Masmindo Dwi Area sedang berupaya mengembangkan tambang emas di Sulawesi Selatan. Proyek konstruksi telah dimulai pada tahun ini dan diharapkan selesai dalam dua tahun. Diharapkan tambang ini akan mulai memproduksi emas pada tahun 2025.
Sementara PT Mekko Metal Mining fokus pada eksploitasi tambang bauksit di Kalimantan Barat. Perusahaan ini memiliki sumber daya bauksit sekitar 30 juta ton dengan cadangan sebesar 5,7 juta ton. Kapasitas produksi tambang bauksit ini diestimasi mencapai 1 juta ton per tahun.
Terakhir, dalam bisnis nikel, INDY belum melakukan kegiatan eksploitasi nikel secara langsung. Namun, perusahaan telah mulai terlibat dalam perdagangan nikel melalui PT Rockgeo Energi Nusantara. Sejauh ini, INDY telah menginvestasikan sekitar US$3,2 juta dalam PT Rockgeo Energi Nusantara, dengan volume perdagangan bijih nikel mencapai sekitar 44.000 ton metrik.