Pelayaran Internasional Batam–Johor Bahru Ditargetkan Beroperasi Semester II 2025
Tanggal: 25 Mei 2025 00:56 wib.
Tampang.com | PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry kini menyiapkan rute pelayaran internasional dari Batam menuju Johor Bahru, Malaysia, yang direncanakan mulai beroperasi pada paruh kedua tahun 2025. Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, mengungkapkan rencana tersebut dalam kegiatan Press Tour 2025 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (23/5/2025).
"Rute Batam–Johor ini sebenarnya sudah lama menjadi wacana, dan kini kami targetkan dapat berjalan pada semester kedua tahun ini," ujar Heru.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi juga mendorong percepatan realisasi rute ini, meski masih ada beberapa kendala koordinasi antarinstansi yang perlu diselesaikan.
Heru menjelaskan bahwa tantangan utama terletak pada pengaturan kerja sama antarnegara, terutama menyangkut aspek operasional di Batam yang melibatkan aparat kepolisian. Hal ini berkaitan dengan lalu lintas kendaraan yang melintasi batas negara, termasuk pengaturan pelat nomor kendaraan yang belum final.
Selain itu, pengaturan bea cukai masih menjadi pekerjaan rumah, mengingat akan ada perlintasan barang yang membutuhkan pengawasan ketat. Proses pengaturan imigrasi pun dinilai cukup kompleks dan masih memerlukan waktu untuk diselesaikan.
Meski demikian, Heru optimistis target operasional pada tahun ini masih sangat realistis. Ia membandingkan dengan perlintasan darat antara Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste yang relatif lebih mudah karena kendaraan dapat langsung melintas tanpa banyak hambatan.
"Kalau menggunakan kapal, ada tantangan tersendiri karena kendaraan harus melewati jalur laut. Itu menjadi hal yang perlu diantisipasi," tambahnya.
Selain rencana rute Batam–Johor, ASDP juga tengah mengkaji kemungkinan membuka jalur pelayaran internasional dari Maritaing, Alor menuju Timor Leste. Pembahasan mengenai rute ini masih berlangsung dengan berbagai pemangku kepentingan terkait guna memastikan kelancaran operasionalnya.
Dengan perkembangan ini, diharapkan konektivitas antarnegara di kawasan semakin meningkat, sekaligus membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di wilayah perbatasan.