Sumber foto: Google

Pasar Tanah Abang dan Toko Emas Cikini Sepi Jelang Lebaran, Pedagang Mengeluh Omzet Anjlok

Tanggal: 26 Mar 2025 10:10 wib.
Tampang.com | Lebaran tinggal hitungan hari, namun suasana di pusat perbelanjaan yang biasanya ramai justru tampak sepi. Pasar Tanah Abang dan pusat perbelanjaan emas di Cikini, Jakarta Pusat, mengalami penurunan jumlah pembeli dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini membuat pedagang mengeluhkan turunnya omzet secara signifikan.

Pasar Tanah Abang Tak Seramai Tahun Lalu

Pada tahun-tahun sebelumnya, Pasar Tanah Abang selalu menjadi tujuan utama warga yang berburu pakaian muslim menjelang Idul Fitri. Namun, tahun ini, suasana berbeda terasa. Helma, seorang pedagang gamis di Tanah Abang, mengungkapkan bahwa pasar hanya ramai di akhir pekan, itupun tidak seperti tahun lalu yang dipadati pembeli setiap hari.

"Sekarang kami hanya mengandalkan weekend saja yang lebih ramai daripada hari kerja, tetapi tetap tidak seramai sebelumnya," ujar Helma, Selasa (25/3/2025).

Penurunan jumlah pembeli berdampak pada omzet para pedagang. Helma mengaku pendapatannya merosot sekitar 15-20 persen dibandingkan tahun lalu. Jika biasanya bisa meraup belasan juta rupiah dalam sehari, kini pendapatan hariannya jauh menurun.

Novi, pedagang lainnya, juga merasakan hal serupa. Ia mengatakan bahwa kondisi pasar saat ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana pembeli berdesakan memenuhi lorong-lorong pasar.

"Tahun kemarin masih dempet-dempetan, kalau sekarang lebih longgar. Kecuali hari Sabtu dan Minggu, itu masih lumayan ramai, tapi tetap tidak seperti dulu," kata Novi.

Toko Emas di Cikini Juga Sepi Pembeli

Bukan hanya Pasar Tanah Abang, pusat perbelanjaan emas di Cikini Gold Center juga mengalami penurunan jumlah pembeli. Andi, salah satu pedagang emas, mengungkapkan bahwa penjualan emas di tokonya turun drastis, bahkan dalam sehari sering tidak ada transaksi sama sekali.

"Penjualan emas dalam sehari kosong itu sering," katanya.

Menurut Andi, kenaikan harga emas menjelang Lebaran menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan sepinya pembeli.

"Harga emas naik jadi Rp 1,7 juta per gram. Padahal, awal Maret kemarin masih Rp 1 juta per gram," jelasnya.

Situasi ini membuat omzet Andi merosot hingga 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini cukup menyulitkannya, terutama karena ia harus memenuhi kebutuhan Lebaran.

Pedagang emas lainnya, Oki, juga mengalami nasib serupa. Menurutnya, kondisi ekonomi yang sulit membuat daya beli masyarakat menurun drastis.

"Kosong banget pembelinya, sepi parah. Bahkan, satu hari pernah kosong enggak ada pembeli," kata Oki.

Ia menjelaskan bahwa masyarakat saat ini lebih memilih menunda pembelian emas karena bukan merupakan kebutuhan pokok.

"Kalau gaji para pekerja naik, pasti akan beli emas. Namun, kondisi ekonomi sekarang lemah, jadi emas tidak dilirik lagi," ujarnya.

Selain itu, kenaikan harga emas yang hampir dua kali lipat dari tahun lalu juga mempengaruhi minat pembeli.

"Tahun lalu emas kadar 70 persen hanya Rp 600.000 - Rp 700.000 per gram, sekarang sudah Rp 1,3 - Rp 1,5 juta," kata Oki.

Dampaknya, omzet penjualan di tokonya turun drastis hingga 70-80 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Faktor Penyebab Sepinya Pembeli

Fenomena sepinya pembeli di Pasar Tanah Abang dan pusat emas Cikini ini disinyalir disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:



Kondisi Ekonomi yang Sulit – Banyak masyarakat yang lebih selektif dalam membelanjakan uang mereka, terutama untuk kebutuhan sekunder seperti pakaian dan emas.


Harga Barang yang Meningkat – Kenaikan harga emas serta harga bahan pokok turut membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam berbelanja.


Perubahan Pola Belanja – Banyak warga kini lebih memilih belanja online dibandingkan datang langsung ke pasar tradisional.



Dengan kondisi ini, para pedagang berharap agar situasi segera membaik dan masyarakat kembali ramai berbelanja menjelang Lebaran seperti tahun-tahun sebelumnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved