Panen Melimpah tapi Harga Pangan Naik Terus, Rantai Distribusi Bermasalah?
Tanggal: 15 Mei 2025 19:57 wib.
Tampang.com | Dalam beberapa bulan terakhir, harga pangan pokok seperti beras, cabai, dan bawang terus merangkak naik, meski data menunjukkan panen petani cukup melimpah. Kondisi ini membuat publik bertanya-tanya, apakah yang salah bukan pada produksi, melainkan distribusi dan tata niaga?
Harga Naik, Petani Tidak Diuntungkan
Meski harga di pasar tinggi, petani justru mengaku tak merasakan keuntungan. Mereka tetap menjual hasil panen dengan harga rendah kepada tengkulak.
“Petani hanya dapat sedikit, yang untung itu tengkulak dan pedagang besar,” ujar Suraji, petani asal Klaten.
Masalah Distribusi dan Rantai Pasok
Menurut analis pangan Fitri Handayani, akar persoalan ada pada rantai distribusi yang panjang dan tidak efisien. Minimnya infrastruktur penyimpanan dan transportasi menyebabkan kenaikan harga di tingkat konsumen.
Ketergantungan pada Pasar Tradisional
Mayoritas distribusi pangan Indonesia masih bergantung pada pasar tradisional tanpa sistem logistik modern. Akibatnya, harga sangat mudah terganggu oleh cuaca, ongkos angkut, dan spekulan.
Solusi: Reformasi Tata Niaga dan Logistik Pangan
Pemerintah didorong untuk memotong rantai distribusi dengan memperbanyak gudang pangan modern, mengefisiensikan jalur logistik, dan memberdayakan koperasi petani.
“Tanpa reformasi rantai pasok, inflasi pangan akan terus menghantui, dan rakyat kecil yang paling merasakan dampaknya,” ujar Fitri.