Sumber foto: Google

OpenAI Tolak Investasi Elon Musk Rp1.582 T, Ini Alasannya

Tanggal: 18 Feb 2025 15:02 wib.
Pengembang teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, OpenAI, menolak tawaran investasi dari konsorsium yang dipimpin oleh Elon Musk. Tawaran investasi tersebut bernilai US$97,4 miliar atau setara dengan Rp1.582,84 triliun untuk pengembangan ChatGPT.

Melansir dari Reuters, tawaran tersebut diajukan oleh pengacara Elon Musk, Marc Toberoff. Namun, Dewan Direksi OpenAI dengan tegas menolak tawaran investasi tersebut dengan alasan bahwa perusahaan tidak untuk dijual.

Selain itu, OpenAI juga menilai bahwa penawaran investasi dari Elon Musk memiliki maksud terselubung, yakni mengganggu operasional OpenAI dari dalam guna mengurangi persaingan di sektor teknologi AI. Terlebih, OpenAI saat ini tengah mengembangkan teknologi Artificial General Intelligence (AGI), yang ditujukan untuk pemanfaatan AI secara lebih luas dan canggih.

Alasan OpenAI Menolak Investasi Elon Musk

OpenAI memiliki beberapa alasan utama dalam menolak investasi besar dari Elon Musk dan konsorsiumnya, di antaranya:


Menjaga Independensi Perusahaan


OpenAI berkomitmen untuk tetap independen dalam pengembangan teknologi AI dan tidak ingin bergantung pada pihak eksternal yang berpotensi mempengaruhi arah perusahaan.


Potensi Konflik Kepentingan


Elon Musk diketahui memiliki kepentingan besar dalam industri teknologi AI melalui perusahaannya, seperti Tesla dan xAI. Investasi dari Musk dikhawatirkan dapat menimbulkan konflik kepentingan yang merugikan OpenAI.


Keberlanjutan Pengembangan AGI


OpenAI tengah mengembangkan Artificial General Intelligence (AGI), sebuah bentuk AI yang lebih maju dan memiliki potensi besar bagi berbagai sektor industri. Perusahaan ingin memastikan pengembangan teknologi ini tetap berada dalam visi yang telah ditetapkan.

Elon Musk merupakan salah satu pendiri OpenAI pada tahun 2015. Namun, ia meninggalkan perusahaan tersebut pada 2018 akibat perbedaan visi dengan para pemimpin OpenAI lainnya. Sejak saat itu, Musk beberapa kali mengkritik arah pengembangan OpenAI, terutama setelah perusahaan menjalin kerja sama dengan Microsoft.

Tawaran investasi senilai Rp1.582 triliun ini pun dianggap sebagai langkah Musk untuk kembali memiliki pengaruh di OpenAI. Namun, dengan keputusan penolakan dari Dewan Direksi, OpenAI menegaskan bahwa mereka tetap berpegang teguh pada visi dan misinya tanpa campur tangan pihak eksternal.

Meskipun menolak investasi besar dari Elon Musk, OpenAI tetap melanjutkan pengembangan ChatGPT dan berbagai teknologi AI lainnya. Dukungan dari Microsoft serta investor lain memastikan bahwa perusahaan tetap memiliki sumber daya yang cukup untuk terus berinovasi dalam kecerdasan buatan.

Dengan semakin ketatnya persaingan di industri AI, langkah OpenAI dalam mempertahankan independensinya dapat menjadi strategi untuk memastikan keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang. Keputusan ini sekaligus menunjukkan bahwa OpenAI lebih memilih fokus pada pengembangan teknologi dibandingkan dengan kepentingan investasi eksternal yang dapat mengubah arah perusahaan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved