Sumber foto: Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan

OJK Memberi Tips untuk Mengelola Uang di Tengah Rupiah yang Melemah

Tanggal: 24 Apr 2024 05:24 wib.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi memberi tips bagi ibu-ibu mengelola uang di tengah rupiah melemah.

Berdasarkan data Bloomberg hari ini, Selasa (23/4) hingga pukul 10.51 WIB, kurs rupiah menyentuh Rp 16.245 per dolar AS atau melemah 8,5 poin (0,05 persen).

Menurut Kiki, ibu-ibu perlu memisahkan antara pengelolaan keuangan usaha dan keuangan keluarga. Hal ini dikarenakan masih banyak perempuan yang mengalokasikan uang dari bisnis untuk pengeluaran kebutuhan keluarga.

"Perencanaan keuangan keluarga harus mencakup dana darurat, seperti cash cushion (dana darurat) untuk mengantisipasi kenaikan harga beras dan kebutuhan lainnya. Biasanya kami menyarankan untuk menabung 3-6 kali dari pengeluaran bulanan," jelas Kiki setelah acara Edukasi Keuangan bagi Perempuan UMKM di Aula Serba Guna Perpusnas Jakarta, Selasa (23/4).

Kiki juga menjelaskan bahwa alokasi dana darurat setiap keluarga berbeda-beda, bergantung pada jumlah anak, kebutuhan bulanan, dan faktor-faktor lainnya. Selain itu, ibu-ibu sebaiknya menyiapkan anggaran untuk biaya sekolah anak dan kebutuhan rumah tangga, seperti biaya listrik.

"Selain itu, berapa persentase pendapatan yang harus ditabungkan dan diinvestasikan. Oleh karena itu, untuk melawan inflasi, kami mendorong untuk melakukan investasi," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Center of Digital Economy and SMEs Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eisha Maghfiruha, mengungkapkan bahwa penurunan nilai rupiah bisa berdampak pada peningkatan pengeluaran ibu rumah tangga Indonesia akibat kenaikan harga bahan pokok impor.

Eisha menjelaskan bahwa beras, tempe, dan kacang kedelai adalah contoh bahan pokok yang diimpor. Perempuan Indonesia akan menghadapi dampak dari kenaikan kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah, terutama bagi ibu rumah tangga dan pelaku UMKM.

"Produk-produk seperti beras, tempe, dan kedelai juga diimpor dari luar. Ini akan berdampak pada ibu-ibu jika harga-harga di pasar meningkat," ungkap Eisha dalam Diskusi Publik Ekonomi Perempuan INDEF virtual, Sabtu (20/4).
Copyright © Tampang.com
All rights reserved