Nilai Tukar Petani Naik, Tapi Harga Pangan Tak Ikut Turun! Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Tanggal: 20 Mei 2025 21:28 wib.
Tampang.com | Badan Pusat Statistik mencatat nilai tukar petani (NTP) mengalami kenaikan sebesar 1,2% pada awal kuartal II 2025. Namun, kenaikan tersebut belum diikuti oleh penurunan harga pangan di pasar, yang justru masih menunjukkan tren tinggi. Hal ini memunculkan tanda tanya besar: siapa sebenarnya yang menikmati keuntungan di tengah kenaikan nilai tukar petani?
Petani Diuntungkan, Tapi Konsumen Tetap Terbebani
Kenaikan NTP menjadi indikator membaiknya kesejahteraan petani karena mereka mendapatkan harga jual yang lebih baik dibandingkan biaya produksi. Namun di sisi lain, masyarakat sebagai konsumen akhir masih harus membeli kebutuhan pokok dengan harga tinggi, terutama untuk beras, cabai, dan daging ayam.
“Kalau petani sudah dapat harga bagus, kenapa harga di pasar nggak ikut turun?” ujar seorang ibu rumah tangga di pasar tradisional Jakarta.
Masalah Terletak di Rantai Distribusi
Pengamat ekonomi pertanian menilai bahwa permasalahan terletak pada sistem distribusi dan rantai pasok yang panjang. Dari petani ke konsumen, komoditas harus melewati terlalu banyak tangan: pengepul, distributor besar, pedagang perantara, hingga pasar retail. Setiap titik menambahkan margin, sehingga harga akhir tetap tinggi.
Tanpa perbaikan struktur distribusi, keseimbangan antara pendapatan petani dan keterjangkauan harga pangan bagi masyarakat akan terus timpang.
Pemerintah Janji Evaluasi Tata Niaga
Menanggapi situasi ini, pemerintah mengklaim sedang mengevaluasi sistem tata niaga pangan nasional, termasuk memperluas digitalisasi pasar tani dan kerja sama langsung antara koperasi petani dengan ritel modern.
Selain itu, pemerintah juga sedang mengkaji pemberlakuan batas marjin harga maksimal di sektor distribusi, untuk menekan spekulasi dan permainan harga.
Dampak ke Inflasi Nasional
Ketidakseimbangan antara harga di tingkat petani dan harga di tingkat konsumen berpotensi menjadi pemicu inflasi pangan dalam jangka pendek. Jika tidak diantisipasi, efeknya bisa merambat pada sektor lain dan memperburuk daya beli masyarakat.