Nilai Rupiah Tidak Stabil, BI Perlu Lakukan Terobosan
Tanggal: 2 Jul 2018 12:59 wib.
Tampang.com – Pergerakan nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dinilai masih belum stabil dan cenderung menuju ke kondisi yang kurang menguntungkan. Menghadapi kondisi ini, seorang Ekonom senior dari Centre of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah menyarankan agar Bank Indonesia melakukan terobosan baru yang dapat menstabilkan rupiah.
“ Kalau untuk stabilisasi nilai tukar rupiah dengan suku bunga ini jelas tidak cukup. BI perlu ada terobosan – terobosan lain untuk mempertahankan nilai tukar,” jelasnya.
Tekanan yang terjadi terhadap nilai tukar rupiah ini dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang telah menekan nilai rupiah disebabkan oleh naiknya suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) yang dilakukan pada pertengahan Juni 2018 yang dipatok kisaran 1,75 persen hingga 2 persen. Suku bunga diprediksi akan naik kembali hingga empat kali pada 2018.
Faktor Internal yang mempengaruhi adalah kondisi neraca perdaganagn Indonesia yang saat ini sedang mengalami defisit. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan Indonesia Mei 2018 mengalami defisit sebesar US$ 1,52 miliar.
“Seperti saya katakana, masih banyak hal yang buat rupiah bergejolak. Bulan depan ada rilis neraca perdagangan RI dari badan pusat statistic (BPS), kalau ini masih defisit, ya otomatis rupiah pasti bergejolak,” jelasnya.
Piter menilai bahwa keputusan BI menaikkan suku bunga sebanyak 50 basis poin ini dirasa masih terllau tinggi dan hal itu akan membuat rupiah bergejolak. Oleh karena itu, BI perlu melakukan terobosan – terobosan baru.