Sumber foto: Google

Negosiasi Tarif Indonesia-AS Berlanjut, Ini Poin Penting dan Dukungan dari Raksasa Teknologi

Tanggal: 27 Apr 2025 11:15 wib.
Tampang.com | Pemerintah Indonesia terus mengupayakan solusi diplomatik dalam menghadapi kebijakan tarif baru Amerika Serikat (AS) yang diumumkan pada 2 April 2025. Kebijakan tersebut menaikkan tarif impor hingga 32 persen bagi beberapa negara, termasuk Indonesia. Alih-alih membalas dengan tarif serupa seperti China, Indonesia memilih jalan negosiasi untuk melindungi kepentingan nasional dan menjaga hubungan perdagangan.


AS Tunda Tarif, Indonesia Aktif Bernegosiasi

Amerika Serikat memberi tenggat 90 hari bagi negara-negara yang tidak melakukan retaliasi, termasuk Indonesia, sebelum menerapkan tarif penuh. Selama masa ini, tarif dasar 10 persen tetap diberlakukan. Sejak 16 April 2025, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah aktif melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi AS, seperti dari Kantor Perwakilan Dagang (USTR), Department of Commerce, Department of Treasury, hingga National Economic Council.


Lima Tawaran Strategis Indonesia

Dalam negosiasi tersebut, Indonesia menawarkan lima keuntungan utama untuk menarik pertimbangan positif dari pihak AS, yakni:



Menjaga ketahanan energi nasional.


Membuka akses pasar ekspor Indonesia dengan tarif kompetitif.


Mendorong deregulasi untuk kemudahan usaha dan penciptaan lapangan kerja.


Mengembangkan kerja sama di rantai pasok industri strategis dan critical minerals.


Memperluas akses teknologi di bidang kesehatan, pertanian, dan energi terbarukan.



Menurut Airlangga, semua tawaran ini disusun berdasarkan prinsip perdagangan yang adil dan mengutamakan kepentingan nasional.


Respons Positif dari Pemerintah dan Korporasi AS

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa AS memberikan respons positif terhadap langkah diplomasi Indonesia. Proposal yang diajukan dinilai lengkap, komprehensif, dan menawarkan peluang kerja sama yang saling menguntungkan.
Selain dari pemerintah, dukungan juga mengalir dari sejumlah perusahaan raksasa asal AS, seperti Amazon, Microsoft, Google, Boeing, hingga asosiasi industri semikonduktor. Mereka menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Indonesia untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang adil.


Belum Ada Titik Temu, Negosiasi Berlanjut

Meski menunjukkan kemajuan, Airlangga menegaskan bahwa negosiasi masih berada dalam tahap awal dan belum ada keputusan final. Materi pembahasan masih bersifat dinamis dan terus dikembangkan sesuai kebutuhan kedua belah pihak. Indonesia sendiri menekankan peluang kemudahan perdagangan di sektor energi dan pertanian sebagai prioritas.


Agenda Dua Pekan ke Depan

Indonesia dan AS sepakat untuk melanjutkan pembahasan teknis dalam dua pekan ke depan. Pemerintah berkomitmen menggunakan momentum ini untuk mempercepat reformasi struktural di bidang perdagangan dan investasi, demi memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global di tengah dinamika ekonomi dunia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved