Negara Sudah Kantongi Rp200,6 Triliun dari Hulu Migas
Tanggal: 19 Nov 2024 09:25 wib.
Satuan Kerja Khusus (SKK) Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi mencatat penerimaan negara dari sektor hulu migas hingga Oktober 2024 telah mencapai USD12,7 miliar atau sekitar Rp200,6 triliun (dengan kurs Rp15.800 per USD). Hal ini menyentuh titik yang menggembirakan karena mendekati target yang ditetapkan sepanjang tahun 2024 ini sebesar USD12,9 miliar atau setara dengan Rp209,02 triliun.
Kepala SKK Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Djoko Siswanto, menjelaskan pencapaian ini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Senin (18/11/2024). Dalam kesempatan tersebut, Djoko memperkirakan bahwa penerimaan sektor hulu migas dapat mencapai USD14 miliar hingga akhir tahun.
Dalam hal kinerja investasi, nilai investasi hingga Oktober telah mencapai USD10,3 miliar dari target investasi 2024 sebesar USD17,7 miliar. Djoko berharap agar angka investasi ini dapat mencapai USD6 miliar pada akhir tahun.
Meskipun demikian, Djoko mengakui bahwa tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah kinerja lifting migas yang masih di bawah target, khususnya untuk minyak bumi. Namun, bersama dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), SKK Migas telah melakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah penurunan alami atau natural decline yang lebih signifikan.
Dalam upaya untuk memperkecil kesenjangan antara target dan realisasi lifting, SKK Migas bekerjasama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyiapkan sejumlah langkah. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja sektor hulu migas dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
Kinerja sektor hulu migas ini sangat penting mengingat besarnya kontribusi sektor ini terhadap penerimaan negara. Dengan perkembangan ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional dan juga dapat menjadi dukungan ke depannya untuk investasi dalam sektor hulu migas.