Sumber foto: Unsplash

Nasib Kelas Menengah di Indonesia: Gaji Stagnan dan Harga Barang Melonjak

Tanggal: 13 Jul 2024 18:47 wib.
Kelas menengah di Indonesia saat ini sedang mengalami tekanan daya beli yang cukup signifikan. Mereka harus berurusan dengan gaji yang stagnan sementara harga-harga barang melonjak. Hal ini menyebabkan masyarakat kelas menengah untuk menahan diri dalam melakukan pembelian.

Ekonom INDEF, Abdul Manap, mengungkapkan bahwa penurunan daya beli sangat nyata pada tahun 2024, yang terlihat dari penurunan penerimaan pajak yang mencolok. Penurunan ini disebabkan oleh banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja di berbagai sektor industri. Disamping itu, naiknya harga-harga makanan pokok juga menjadi pemicu penurunan daya beli, sementara gaji para pegawai relatif stagnan.

Inflasi bahan makanan di Indonesia telah terjadi sejak Januari 2024 dan mencapai level tertinggi pada Maret sebesar 10,33%. Data bulan Mei menunjukkan bahwa inflasi bahan makanan masih tinggi, yakni sebesar 8,14%, jauh di atas kenaikan gaji pegawai swasta di Indonesia, yaitu 4,9% pada periode 2020-2024. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga mencatat bahwa 40 juta pekerja di Indonesia masih memiliki gaji di bawah Rp 5 juta per bulan. Angka tersebut jauh di bawah target pendapatan per kapita tahun 2024, yaitu sebesar RP 7,45 juta per bulan.

Keadaan pendapatan yang stagnan masih bisa dianggap lebih baik daripada melihat kondisi Pemutusan Hubungan Kerja yang mengalami peningkatan signifikan di Indonesia. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat bahwa selama periode Januari-Mei 2024, jumlah pekerja yang terkena PHK mencapai 27.222 orang, meningkat 48,48% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 18.333 orang.

Dengan berbagai kondisi tersebut, aktivitas ekonomi domestik mengalami perlambatan selama semester I 2024. Perlambatan tersebut berdampak pada realisasi penerimaan negara pada paruh pertama 2024 yang mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pemerintah mencatat bahwa realisasi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dalam Negeri (DN) selama semester I mengalami kontraksi sebesar 11% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sejalan dengan kondisi tersebut, pajak sektor industri perdagangan juga mengalami penurunan pendapatan sebesar 0,8% dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga mengalami penurunan selama tiga bulan berturut-turut, meskipun masih berada pada level optimistis atau di atas 100. IKK yang dirilis Bank Indonesia terakhir pada Juni 2024 berada pada level 123,3, jauh lebih rendah dibanding pada bulan Mei 2024 yang sebesar 125,2, bahkan mengalami penurunan dari posisi per April 2024, yaitu sebesar 127,7.

Lemahnya keyakinan konsumen mengenai kondisi perekonomian saat ini sudah mulai berdampak pada sektor perdagangan, termasuk sektor kendaraan bermotor. Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, mengungkapkan bahwa para pengusaha mobil bahkan akan merevisi target penjualan mobil tahun 2024 sebanyak 1,1 juta unit. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah gaji masyarakat yang tak mampu menjangkau harga mobil.

Kukuh Kumara memastikan bahwa penjualan mobil sangat bergantung pada pendapatan masyarakat. Menurut dia, pendapatan per kapita di Indonesia harus naik minimal 5% per tahun untuk mendorong kelompok kelas menengah agar mampu membeli mobil. Data dari beberapa sektor industri tersebut menunjukkan bahwa kondisi daya beli masyarakat kelas menengah sebenarnya tidak hanya terbatas pada belanja barang-barang konsumsi, tetapi juga pada kemampuan untuk berinvestasi dalam barang-barang yang dianggap penting, seperti kendaraan pribadi.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved