Modernisasi Irigasi di Indonesia: Strategi Kementerian Pertanian Menuju Swasembada Pangan
Tanggal: 1 Apr 2024 15:50 wib.
Kementerian Pertanian (Kementan) telah menerapkan sejumlah strategi untuk memaksimalkan modernisasi irigasi di berbagai daerah di Indonesia. Strategi ini dilakukan dalam rangka mendorong capaian target Swasembada Pangan yang menjadi fokus utama dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian di tanah air.
Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Kementan, Dedi Nursyamsi, modernisasi irigasi dipandang sebagai kunci utama dalam meningkatkan Indeks Pertanaman (IP). "Strategi modernisasi dan rehabilitasi irigasi menjadi hal yang sangat penting untuk dilaksanakan guna meningkatkan produktivitas tanaman," ungkapnya dalam keterangan tertulis, yang menekankan pentingnya modernisasi irigasi dalam mendukung peningkatan produktivitas pertanian di Indonesia.
Dedi juga menekankan bahwa modernisasi irigasi memiliki dampak yang signifikan dalam peningkatan produksi tanaman pangan, terutama untuk komoditas seperti padi, yang tersebar di wilayah sekitar irigasi. Selain itu, modernisasi irigasi juga berkaitan dengan penerapan Climate Smart Agriculture (CSA), yang menggunakan teknologi dengan input rendah namun mampu meningkatkan produktivitas dengan risiko lingkungan yang minimal.
Selaras dengan kebijakan tersebut, Penjabat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Dyah Susilokarti, menekankan bahwa modernisasi irigasi merupakan bagian dari upaya pengembangan jaringan irigasi 2020-2024. Hal ini dilakukan guna memenuhi dan meningkatkan ketersediaan air pada lahan sawah melalui pembangunan infrastruktur irigasi yang memadai.
Salah satu bentuk kegiatan modernisasi irigasi yang dilakukan adalah irigasi perpompaan, di mana air dipompa melalui saluran terbuka atau tertutup guna mempercepat tanam dan peningkatan indeks pertanaman. Selain itu, irigasi perpipaan juga diterapkan, di mana air didistribusikan menggunakan pipa atau selang secara gravitasi. Disamping itu, embung padi juga dimanfaatkan untuk menampung aliran air dari berbagai sumber, serta untuk rehabilitasi jaringan irigasi.
Selain itu, jaringan irigasi juga dilengkapi dengan prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter, saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pendukungnya untuk mempertahankan kualitas air irigasi.
Di samping itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyoroti program bantuan pompanisasi yang diberikan oleh Kementan, khususnya di lahan persawahan tadah hujan guna meningkatkan indeks pertanaman yang dinilai memiliki potensi besar. Melalui program ini, diharapkan kegiatan tanam bisa dilaksanakan lebih cepat dan berdampak maksimal.
Pompanisasi difokuskan pada lahan sawah yang biasanya hanya mampu menanam satu kali dalam setahun, namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun. Dengan bantuan pompanisasi, diharapkan indeks pertanaman pada lahan ini dapat ditingkatkan menjadi dua maupun tiga kali dalam setahun. Amran juga menegaskan bahwa bantuan pompanisasi ini diharapkan dapat menjadi solusi cepat dalam mengatasi masalah ketahanan pangan di Indonesia.
Tidak hanya di pulau Jawa, Kementan juga berencana untuk memperluas program bantuan pompanisasi ke pulau-pulau lainnya guna meningkatkan produksi tanaman pangan secara lebih merata di seluruh Indonesia. Dengan strategi ini, diharapkan peningkatan produksi pangan juga dapat terjadi di luar pulau Jawa.
Dari rangkaian strategi modernisasi irigasi yang dilakukan oleh Kementan, diharapkan dapat mendukung peningkatan produksi tanaman pangan yang merupakan salah satu kendala dalam mencapai swasembada pangan di Indonesia. Melalui upaya ini, diharapkan ketersediaan pangan di Indonesia dapat terjamin secara berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus meningkat.