Mengurai Inflasi: Ancaman Tersembunyi yang Menggerus Daya Beli Masyarakat

Tanggal: 13 Okt 2025 22:16 wib.
Inflasi sering disebut sebagai momok dalam dunia perekonomian. Meski terlihat sebagai fenomena yang biasa terjadi, dampaknya terhadap daya beli masyarakat sangat nyata dan bisa menimbulkan ketidakstabilan ekonomi jika tidak dikelola dengan baik. Tahun 2026 ini, inflasi kembali menjadi perhatian utama pemerintah dan masyarakat Indonesia karena kenaikan harga barang dan jasa yang dirasakan semakin membebani kebutuhan sehari-hari.

Artikel ini akan mengulas apa itu inflasi, bagaimana mekanismenya, serta dampaknya yang paling dirasakan masyarakat, terutama dari sisi daya beli. Selain itu, artikel ini juga mengajak kita untuk memahami langkah-langkah yang bisa diambil untuk menghadapi tekanan inflasi.

Apa Itu Inflasi?

Inflasi adalah suatu kondisi di mana terjadi kenaikan umum dan terus-menerus dalam harga barang dan jasa dalam suatu negara selama periode tertentu. Jika inflasi terjadi, nilai uang akan menurun karena dengan jumlah uang yang sama, masyarakat hanya bisa membeli barang dan jasa yang lebih sedikit daripada sebelumnya.

Inflasi yang moderat sebenarnya dapat mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang sehat, tetapi inflasi yang tinggi dan tidak terkendali dapat menyebabkan keresahan sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah dan bank sentral seperti Bank Indonesia terus berupaya mengendalikan inflasi agar tetap dalam batas wajar, yaitu sekitar 3-4% per tahun.

Penyebab Inflasi

Inflasi dapat muncul dari berbagai faktor, antara lain:

Permintaan yang Tinggi (Demand-pull inflation)
Ketika permintaan barang dan jasa meningkat jauh melebihi pasokan yang tersedia, harga cenderung naik. Misalnya, saat daya beli masyarakat meningkat secara signifikan tanpa diimbangi dengan produksi barang yang cukup.

Kenaikan Biaya Produksi (Cost-push inflation)
Kenaikan harga bahan baku, upah tenaga kerja, atau biaya distribusi dapat membuat produsen menaikkan harga jual agar tetap memperoleh keuntungan.

Inflasi yang Diimpor
Kenaikan harga barang impor akibat nilai tukar rupiah melemah atau kenaikan harga komoditas global juga dapat memicu inflasi dalam negeri.

Ekspektasi Inflasi
Jika pelaku ekonomi memperkirakan harga akan terus naik, mereka cenderung menaikkan harga atau menuntut upah lebih tinggi, sehingga inflasi menjadi siklus yang sulit diputus.

Dampak Inflasi terhadap Daya Beli Masyarakat

Daya beli adalah kemampuan seseorang atau masyarakat untuk membeli barang dan jasa dengan jumlah uang tertentu. Ketika inflasi terjadi, daya beli masyarakat akan tergerus karena harga kebutuhan pokok dan barang lainnya naik, sementara pendapatan tidak selalu naik seiring dengan kenaikan harga.

Beberapa dampak nyata inflasi terhadap masyarakat antara lain:

Penurunan Kesejahteraan
Keluarga berpenghasilan rendah dan menengah paling merasakan dampak ini karena pengeluaran untuk kebutuhan pokok seperti makanan, listrik, dan transportasi membengkak, sementara pendapatan mereka stagnan.

Ketidakpastian Ekonomi
Inflasi yang tinggi menyebabkan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan ekonomi, baik oleh konsumen maupun pelaku usaha. Konsumen cenderung menunda pembelian, sementara pelaku usaha kesulitan menentukan harga jual dan strategi bisnis.

Ketimpangan Sosial
Inflasi dapat memperburuk ketimpangan jika kenaikan harga tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan yang merata. Golongan kaya yang memiliki aset tetap dan investasi bisa mendapat keuntungan, sementara golongan miskin semakin tertekan.

Efek pada Tabungan dan Investasi
Inflasi mengikis nilai tabungan jika bunga bank tidak mengimbangi laju inflasi. Ini membuat masyarakat enggan menabung dan berpotensi menghambat investasi jangka panjang.

Bagaimana Masyarakat dan Pemerintah Menghadapi Inflasi?

Menghadapi inflasi bukan perkara mudah. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diambil:

Diversifikasi Pengeluaran
Masyarakat dapat mengatur ulang anggaran keluarga dengan mengutamakan kebutuhan pokok dan mengurangi pengeluaran untuk barang-barang konsumtif yang kurang penting.

Investasi dan Pengelolaan Keuangan yang Bijak
Menyimpan dana dalam instrumen investasi yang memberikan hasil di atas tingkat inflasi, seperti saham, properti, atau emas, dapat membantu menjaga nilai aset.

Pemerintah Mengendalikan Inflasi
Bank Indonesia mengatur suku bunga acuan untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar rupiah. Pemerintah juga melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga bahan pokok dan memperkuat ketahanan pangan.

Pengembangan Sektor Produktif
Meningkatkan produksi dalam negeri, memperkuat sektor pertanian dan industri, serta mendorong inovasi dapat membantu menstabilkan pasokan dan menekan harga.

Edukasi Keuangan
Masyarakat perlu mendapatkan edukasi tentang pengelolaan keuangan, memahami risiko inflasi, dan cara beradaptasi dengan kondisi ekonomi yang dinamis.

Menyikapi Inflasi dengan Bijak

Inflasi adalah fenomena ekonomi yang tak bisa dihindari, namun dampaknya bisa dikelola dengan langkah yang tepat. Inflasi yang terkendali justru menjadi tanda ekonomi yang dinamis dan tumbuh. Namun jika tidak ditangani dengan baik, inflasi bisa menggerus daya beli masyarakat dan memperlebar kesenjangan sosial.

Penting bagi seluruh elemen bangsa pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk bersinergi dalam menghadapi tantangan ini. Dengan pengelolaan keuangan yang bijak, kebijakan ekonomi yang tepat, serta edukasi yang merata, kita dapat menjaga stabilitas ekonomi dan melindungi daya beli agar kesejahteraan masyarakat terus meningkat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved