Sumber foto: Canva

Mengapa Kiri dan Kanan Setir Mobil Berbeda di Setiap Negara?

Tanggal: 29 Agu 2025 09:09 wib.
Saat bepergian ke luar negeri, salah satu hal yang paling menarik perhatian para pengemudi adalah perbedaan posisi setir mobil. Di Indonesia, setir mobil berada di sebelah kanan dan lalu lintas bergerak di sisi kiri jalan. Namun, di sebagian besar negara di Amerika, Eropa, dan bahkan sebagian besar dunia, posisinya justru terbalik. Setir ada di kiri dan kendaraan melaju di sisi kanan jalan. Perbedaan ini bukan sekadar masalah teknis atau desain, melainkan hasil dari sejarah panjang, kebiasaan sosial, dan kebijakan yang telah berlangsung berabad-abad.

Warisan Sejarah dari Masa Lalu yang Berbeda

Asal mula perbedaan ini bisa ditelusuri jauh ke masa lampau, sebelum adanya mobil. Dahulu, transportasi utama adalah kereta kuda atau bahkan berjalan kaki di jalanan. Di sebagian besar dunia kuno, terutama di Eropa, orang-orang umumnya memilih untuk berjalan di sisi kiri jalan. Ada alasan praktis dan keamanan di baliknya, terutama bagi mayoritas orang yang menggunakan tangan kanan.

Saat berjalan di sisi kiri jalan, orang yang menggunakan tangan kanan akan lebih mudah untuk menarik pedang dari pinggang mereka jika bertemu lawan. Begitu juga dengan para penunggang kuda. Penunggang kuda dengan pedang di tangan kanan akan lebih siap untuk bertarung jika bertemu lawan dari arah berlawanan, atau jika ada gerombolan penjahat di jalan. Jadi, bergerak di sisi kiri adalah standar yang logis untuk perlindungan diri.

Namun, muncul pengecualian yang signifikan di Prancis. Pada masa Revolusi Prancis, Napoleon Bonaparte mengubah aturan ini. Ia memerintahkan pasukannya untuk berjalan di sisi kanan jalan. Tujuannya adalah untuk menentang tradisi feodal yang identik dengan kaum bangsawan yang berjalan di sisi kiri. Strategi ini berhasil, dan ketika Napoleon menaklukkan sebagian besar Eropa, ia membawa kebiasaan berkendara di sisi kanan bersamanya. Kebiasaan ini kemudian menyebar ke banyak negara yang pernah berada di bawah pengaruh Prancis, termasuk Jerman, Italia, dan Spanyol.

Sementara itu, Inggris tetap teguh pada kebiasaan lamanya. Sebagai kekuatan maritim dan kolonial yang besar, Inggris menyebarkan praktik berkendara di sisi kiri ke banyak negara jajahannya, termasuk India, Australia, Selandia Baru, dan sebagian besar Afrika. Indonesia, yang pernah dijajah oleh Belanda (yang mengadopsi aturan berkendara di sisi kanan dari Napoleon) dan kemudian oleh Jepang (yang mengadopsi dari Inggris), pada akhirnya memilih untuk mempertahankan sistem berkendara di sisi kiri, mengikuti jejak Inggris.

Perbedaan Posisi Pengemudi: Keselamatan dan Visi Jarak Jauh

Ketika mobil mulai diciptakan pada akhir abad ke-19, produsen harus memilih posisi setir. Mereka yang berada di negara dengan lalu lintas sisi kiri jalan, seperti Inggris, menempatkan setir di kanan. Tujuannya adalah untuk memberi pengemudi pandangan yang lebih baik terhadap lalu lintas yang datang dari arah berlawanan dan memudahkan mereka untuk mengukur jarak dengan trotoar atau tepi jalan.

Sementara itu, produsen di negara-negara dengan lalu lintas sisi kanan, seperti di Amerika Serikat, menempatkan setir di kiri. Ini memberi pengemudi pandangan yang lebih baik ke arah lalu lintas yang berlawanan, terutama saat ingin mendahului kendaraan lain. Selain itu, dengan setir di kiri, pengemudi juga bisa lebih mudah mengukur jarak dengan trotoar atau tepi jalan.

Singkatnya, posisi setir yang berlawanan ini bukan tanpa alasan. Desainnya dibuat untuk memberikan visibilitas maksimum dan keselamatan bagi pengemudi dalam menghadapi lalu lintas di jalan yang bersangkutan.

Sistem Global dan Pembagian yang Terus Bertahan

Saat ini, pembagian antara kedua sistem ini masih bertahan. Sekitar 35% populasi dunia berkendara di sisi kiri jalan, sementara 65% lainnya berkendara di sisi kanan. Negara-negara yang berada dalam kelompok sisi kiri jalan (LHT - Left-Hand Traffic) adalah bekas jajahan Inggris dan negara-negara seperti Jepang, Thailand, dan Swedia. Meskipun demikian, Swedia pernah membuat keputusan monumental pada tahun 1967 untuk beralih dari sisi kiri ke sisi kanan (Dagen H), sebuah transisi yang sangat kompleks dan mahal, namun berhasil dilakukan.

Kelompok sisi kanan jalan (RHT - Right-Hand Traffic) mencakup sebagian besar Eropa, Amerika, Tiongkok, Rusia, dan sebagian besar negara di Afrika. Pembagian ini menjadi standar internasional yang dipertahankan karena biaya dan kompleksitas untuk mengubahnya sangatlah besar. Mengubah sistem lalu lintas sebuah negara membutuhkan perubahan infrastruktur besar-besaran, mulai dari rambu-rambu, marka jalan, hingga desain kendaraan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved