Memetik Pelajaran Berharga dari Rugi WIKA, Whoosh, dan MRT Jakarta
Tanggal: 26 Jul 2024 08:54 wib.
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Whoosh menghadapi serangkaian masalah yang disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari permasalahan pembiayaan hingga pembengkakan biaya konstruksi. Proyek ini juga menghadapi penundaan dalam operasionalnya, yang berdampak pada kerugian bagi perusahaan terkait. Aspek-aspek ini mengajarkan pelajaran berharga bagi para pelaku industri konstruksi dan transportasi di Indonesia.
Pertama-tama, proyek KCJB Whoosh mengalami kendala dalam hal pembiayaan. Awalnya, Presiden Jokowi berjanji bahwa proyek kereta cepat ini tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia menekankan bahwa proyek ini akan sepenuhnya menggunakan dana konsorsium dan pinjaman dari China. Namun, pada tahun 2021, Jokowi justru memutuskan untuk memberikan suntikan dana negara melalui penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI), yang turut terlibat dalam proyek ini. Hal ini menunjukkan perubahan kebijakan yang signifikan dalam pendanaan proyek tersebut.
Selain masalah pembiayaan, pembangunan KCJB Whoosh juga mengalami pembengkakan biaya yang signifikan. Berdasarkan review dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), terjadi pembengkakan biaya sebesar US$1,449 miliar atau Rp21,74 triliun. Hal ini menimbulkan dampak finansial yang besar bagi para pihak yang terlibat dalam proyek ini, termasuk BUMN Indonesia, termasuk Wijaya Karya, yang melaporkan kerugian hingga Rp7,12 triliun sepanjang tahun 2023.
Selain itu, proyek ini juga mengalami penundaan dalam operasionalnya. Meskipun awalnya ditargetkan untuk beroperasi pada 2019, kereta cepat baru dapat dioperasikan pada Oktober 2023. Hal ini menunjukkan bahwa target beroperasi mundur, yang dapat berdampak pada keuangan dan reputasi perusahaan terkait.
Selain proyek KCJB Whoosh, proyek MRT Jakarta juga menghadapi berbagai masalah yang berdampak pada keuangan dan reputasi perusahaan terkait. Permasalahan ini menunjukkan bahwa selama ini, masih banyak hal yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia, terutama dalam hal perencanaan, pembiayaan, dan pengawasan.
Memetik pelajaran dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh proyek-proyek infrastruktur seperti KCJB Whoosh dan MRT Jakarta seharusnya menjadi prioritas bagi pemerintah, perusahaan konstruksi, maupun pihak terkait lainnya. Penyusunan perencanaan yang matang, pengelolaan keuangan yang transparan, serta pengawasan yang ketat menjadi kunci dalam menghindari berbagai masalah yang dapat menghambat proyek-proyek infrastruktur tersebut.