Sumber foto: Google

Membanding Kondisi Keuangan AJB Bumiputera per Juni 2024, Ekuitas Minus Lebih Dalam

Tanggal: 21 Jul 2024 20:40 wib.
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 dalam kondisi ekuitas minus dengan jumlah ekuitas perusahaan mencapai minus Rp3,42 triliun pada Juni 2024. Angka tersebut mengalami peningkatan dari jumlah ekuitas minus sebesar Rp2,99 triliun pada Juni 2023. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerapkan peraturan minimum permodalan bagi perusahaan asuransi di Indonesia, dimana AJB Bumiputera diminta untuk memenuhi aturan minimum ekuitas sebesar Rp250 miliar pada tahun 2026. Hal ini tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keungan (POJK) Nomor 23 tahun 2023 yang menaikkan batas minimum ekuitas dari semula Rp100 miliar menjadi Rp250 miliar mulai 2026.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2024, AJB Bumiputera mencatatkan pendapatan sebesar Rp626,74 miliar hingga paruh tahun ini. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 5,13% secara tahunan (year on year/yoy) jika dibandingkan dengan Rp660,64 miliar pada Juni 2023. Di sisi lain, beban klaim dan manfaat perusahaan meningkat drastis mencapai Rp749,69 miliar pada 30 Juni 2024, sementara pada Juni 2023 jumlah beban klaim dan manfaat perusahaan hanya mencapai minus Rp8,01 miliar.

Perusahaan mencatatkan kerugian sebesar Rp254,5 miliar pada Juni 2024, setelah sebelumnya mencatatkan laba sebesar Rp413,04 miliar. Sementara itu, liabilitas yang ditanggung perusahaan mencapai Rp13,89 triliun, mengalami peningkatan sebesar 2,07% yoy jika dibandingkan dengan nilai Rp13,60 triliun pada Juni 2023. Dari sisi jumlah aset, AJB Bumiputera mencatatkan nilai Rp10,46 triliun, mengalami penurunan sebesar 1,388% yoy dibandingkan Rp10,61 triliun pada Juni 2023. Aset tersebut terdiri dari jumlah investasi sebesar Rp6,72 triliun, serta bukan investasi sebesar Rp3,73 triliun.

Aset investasi paling mendominasi adalah bangunan dan hak strata atau tanah dengan bangunan (SHGB) untuk investasi sebesar Rp4,4 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp549,44 miliar. Sedangkan aset bukan investasi juga didominasi oleh bangunan dan tanah dengan bangunan sebesar Rp2,67 triliun.

Dilihat dari Risk Based Capital (RBC), tingkat kesehatan finansial AJB Bumiputera masih mencatatkan nilai minus -755,52%.

Data keuangan tersebut menunjukkan kondisi yang menantang bagi AJB Bumiputera. Penurunan pendapatan dan kenaikan beban klaim serta manfaat turut memengaruhi keseimbangan keuangan perusahaan. Hal ini menuntut upaya yang lebih keras dalam mengelola aset dan menjaga kesehatan finansial perusahaan.

AJB Bumiputera melakukan evaluasi mendalam terhadap strategi bisnisnya untuk memastikan kelangsungan operasional dan keberlangsungan layanan kepada nasabah. Penyusunan rencana aksi yang kuat dalam mengatasi masalah ekuitas minus dan meningkatkan pendapatan perusahaan juga menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved