Sumber foto: Google

Medco Energi Bukukan EBITDA Rp 5,47 Triliun di Kuartal I 2025, Tunjukkan Kekuatan Fundamental

Tanggal: 30 Mei 2025 22:31 wib.
Tampang.com, Indonesia – PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatat kinerja keuangan yang solid pada kuartal I 2025 dengan meraih EBITDA sebesar 332 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,47 triliun. Performa ini mencerminkan kekuatan fundamental perusahaan di tengah penurunan musiman permintaan gas.

“Kami senang dapat melaporkan EBITDA yang solid pada kuartal pertama 2025. Hasil ini mencerminkan kekuatan fundamental dan kinerja operasional perseroan,” ujar CEO Medco Energi Roberto Lorato dalam keterangan tertulis, Jumat (30/5/2025).

Meskipun demikian, laba bersih perusahaan tercatat 18 juta dollar AS atau sekitar Rp 297 miliar, lebih rendah dibandingkan kuartal IV 2024. Penurunan ini disebabkan oleh rugi bersih dari Amman Mineral Internasional selama proses penyelesaian commissioning smelter baru.

Medco Energi juga membukukan kas dan setara kas sebesar 876 juta dollar AS atau sekitar Rp 14,45 triliun, dengan rasio utang bersih terhadap EBITDA yang membaik menjadi 1,7 kali dari sebelumnya 1,8 kali pada akhir 2024.


Kekuatan Operasional dan Ekspansi Proyek

Di sisi operasional, produksi minyak dan gas Medco mencapai 143 ribu barel setara minyak per hari (mboepd) dengan biaya produksi 8,4 dollar AS per barel setara minyak. Produksi ini terdampak oleh turunnya permintaan gas serta pemeliharaan terjadwal di Lapangan Senoro.

Namun, Medco juga mencatat sejumlah perkembangan positif:


Produksi dari Lapangan Terubuk dan Forel di South Natuna Sea Block B telah dimulai dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Kedua lapangan ini diproyeksikan menghasilkan hingga 20.000 barel minyak per hari dan 60 juta kaki kubik gas per hari.
Perusahaan menandatangani perjanjian pertukaran gas domestik multipihak untuk meningkatkan pasokan pada paruh kedua 2025.
Penemuan minyak baru di sumur West Kalabau-1, Blok Rimau, ditargetkan mulai produksi pada 2026.
Survei seismik 3D di Lapangan Rebonjaro, Blok Corridor, juga telah rampung.



Kinerja Sektor Ketenagalistrikan dan Pertambangan

Dalam sektor ketenagalistrikan, Medco mencatat penjualan sebesar 871 GWh, turun dibanding kuartal sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh pemeliharaan di PLTGU Riau, gempa bumi di fasilitas geotermal Sarulla, dan banjir di PLTS Sumbawa.

Namun demikian, dampak tersebut sebagian tertutupi oleh mulai beroperasinya proyek Geotermal Ijen Fase 1 berkapasitas 35 MW sejak Februari. Sementara proyek PLTS Bali Timur berkapasitas 25 MWp telah selesai dan ditargetkan beroperasi secara komersial pada Juni 2025.

Di segmen pertambangan, Amman Mineral memproduksi 37 juta pon tembaga dan 32 ribu ons emas. Produksi perdana katoda tembaga juga telah dicapai dan diekspor pada awal April, dengan fasilitas pemurnian logam mulia ditargetkan mulai beroperasi kuartal II 2025.

Direktur Utama Medco Energi, Hilmi Panigoro, menyatakan bahwa kinerja kuartal pertama mencerminkan disiplin keuangan, ketahanan operasional, dan komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan berkelanjutan. “Kami akan terus memperkuat portofolio usaha dan menangkap peluang baru untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Hilmi.

Untuk sepanjang 2025, Medco menargetkan produksi minyak dan gas sebesar 145–150 mboepd, penjualan listrik 4.500 GWh, biaya produksi di bawah 10 dollar AS per boe, serta belanja modal masing-masing 400 juta dollar AS untuk minyak dan gas, dan 30 juta dollar AS untuk ketenagalistrikan
Copyright © Tampang.com
All rights reserved