McDonald's Mengakui Tantangan Sulit dalam Peningkatan Penjualan Akibat Agresi Israel di Gaza
Tanggal: 4 Mei 2024 11:13 wib.
McDonald's memiliki pandangan pesimistis terkait prospek peningkatan penjualan mereka selama terjadi agresi dan konflik antara Israel dan Palestina. Perusahaan tersebut mengakui bahwa boikot yang diterapkan terhadap mereka membawa dampak signifikan terhadap penjualan, terutama di wilayah Timur Tengah dan beberapa negara dengan populasi Muslim yang signifikan.
Chief Executive Officer McDonald's, Chris Kempczinski, mengungkapkan bahwa meskipun ada sedikit peningkatan laba pada kuartal terakhir, namun mereka tidak berharap ada perubahan yang signifikan dalam penjualan hingga konflik antara Israel dan Palestina berakhir. Boikot yang dilakukan terhadap McDonald's dipicu oleh keputusan waralaba mereka di Israel yang memberikan ribuan makanan gratis kepada tentara Israel yang terlibat dalam aksi agresi terhadap Palestina pada Oktober 2023.
Dampak boikot ini tidak hanya terasa di Timur Tengah tetapi juga di beberapa negara lain seperti Malaysia, Indonesia, serta beberapa wilayah di Perancis yang memiliki populasi Muslim yang cukup besar. Hal ini menyebabkan penurunan penjualan yang signifikan, terutama di pasar-pasar berkembang.
McDonald's juga merasakan dampak serupa di "Pasar Berlisensi Pembangunan Internasional" dengan penjualan yang menurun di beberapa negara berkembang. Meskipun terjadi peningkatan penjualan di negara-negara seperti Jepang, Amerika Latin, dan Eropa, namun dampak konflik di Timur Tengah jauh lebih besar.
Meskipun beberapa waralaba McDonald's di Kuwait dan Qatar memberikan bantuan kepada Gaza dan beroperasi secara terpisah dari bisnis di Israel, namun penurunan penjualan tetap terjadi. Hal ini menjadi perhatian karena sebagian besar restoran McDonald's di Timur Tengah dioperasikan berdasarkan perjanjian waralaba, di mana induk perusahaan tidak menginvestasikan modalnya.
McDonald's mencatatkan kenaikan laba sebesar tujuh persen pada kuartal pertama menjadi US$1,9 miliar dengan peningkatan pendapatan sebesar lima persen menjadi US$6,2 miliar. Meskipun angka ini menunjukkan peningkatan, namun konflik di Timur Tengah tetap memberikan dampak yang signifikan terhadap penjualan perusahaan.
Untuk mengatasi situasi ini, pada awal April 2024, McDonald's sepakat untuk mengakuisisi Alonyal, sebuah perusahaan yang telah membangun merek McDonald's di 225 restoran di Israel selama lebih dari 30 tahun. Langkah ini diambil setelah McDonald's merasa terganggu oleh boikot internasional yang mengakibatkan penurunan penjualan akibat tuduhan mendukung Israel.
Dengan strategi akuisisi ini, McDonald's berharap dapat memperkuat bisnis mereka di Israel dan mengurangi dampak dari boikot yang terjadi di berbagai negara. Langkah ini juga sejalan dengan upaya mereka untuk mendiversifikasi bisnis mereka di tengah berbagai tantangan eksternal yang dihadapi.