Sumber foto: Maxim

Maxim Tak Beri THR ke Pengemudi Ojol, Ini Alasannya!

Tanggal: 8 Mar 2025 13:57 wib.
Maxim, salah satu platform transportasi online di Indonesia, baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka tidak dapat memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada mitra pengemudi ojek online (ojol). Pernyataan ini mengguncang banyak pihak, terutama para driver yang berharap mendapatkan dukungan dalam bentuk THR menjelang Hari Raya.

Yuan Ifdal Khoir, Spesialis Humas Maxim Indonesia, menjelaskan bahwa hubungan antara Maxim dan pengemudi tidak tergolong dalam hubungan pekerjaan konvensional, melainkan dalam konteks kemitraan. "Kami tidak sejalan dengan tuntutan pemberian THR yang berlaku seperti pada karyawan, karena status antara Maxim dan mitra pengemudi adalah hubungan kemitraan. Ini bukan hubungan pemberi kerja dan karyawan," ungkapnya pada hari Kamis, 6 Maret 2025.

Penting untuk dicatat bahwa menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Tahun 2021 dan beberapa regulasi lain, pemberian THR tidak sedikitpun diharuskan untuk mitra pengemudi yang beroperasi di platform seperti Maxim. Yuan menjelaskan bahwa hal ini sesuai dengan Pasal 5 Peraturan tersebut, yang menyatakan bahwa kewajiban memberikan THR hanya berlaku untuk hubungan kerja yang bersifat karyawan.

Selanjutnya, dalam konteks situasi finansial, Maxim Indonesia mengakui bahwa perusahaan saat ini tidak memiliki kemampuan untuk memberikan THR kepada mitra pengemudi. Hal ini juga terkait dengan kondisi ekonomi yang sedang sulit. "Kami sedang berdiskusi lebih lanjut dengan Kemenaker untuk mencari solusi yang tepat terkait isu ini. Sangat tidak tepat apabila tuntutan pemberian THR dilaksanakan dalam waktu yang sangat singkat," kata Yuan menambahkan.

Sebagai solusi alternatif bagi para mitra pengemudi, Maxim Indonesia merencanakan program Bantuan Hari Raya yang ditujukan khusus untuk mendukung mitra pengemudi dalam merayakan momen Ramadan dan Lebaran 2025. Program ini akan mencakup berbagai bentuk bantuan, seperti pemberian bahan pokok bagi mitra driver dan masyarakat yang membutuhkan, pengurangan komisi untuk mitra yang menyelesaikan orderan, serta santunan kecelakaan ataupun musibah yang mungkin menimpa mitra pengemudi.

Sebelum kebijakan ini dikeluarkan, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli meminta agar perusahaan-perusahaan aplikasi memberikan THR dalam bentuk uang tunai kepada mitra pengemudi. Dia menjelaskan bahwa tuntutan ini berkaitan dengan kompleksitas yang ada di lapangan. "Ini yang kemudian terkait dengan formula yang kita butuh waktu untuk melihat kompleksitas tadi. Kami meminta agar THR diberikan dalam bentuk uang tunai, demi menghargai tradisi hari raya," ucapnya.

Yassierli juga menambahkan bahwa pembahasan mengenai aturan THR kini sedang berjalan dan akan segera rampung. Mereka saat ini tengah mengkaji besaran THR berdasarkan berbagai faktor, seperti jenis angkutan, layanan yang dihadirkan, serta jam kerja pengemudi. "Saya optimistis tidak lama lagi itu kami akan selesai. Kami sedang mencari formula yang bisa meng-cover kompleksitas tadi," ungkapnya.

Dengan adanya regulasi dan kebijakan ini, para pengemudi berharap ada kejelasan dan dukungan yang lebih nyata dari perusahaan penyedia platform ojek online. Hal ini penting untuk memastikan kesejahteraan para mitra pengemudi, khususnya di momen-momen penting seperti saat Idul Fitri.

Di sisi lain, situasi ini menciptakan perdebatan yang hangat di kalangan driver dan masyarakat luas mengenai hak-hak mitra pengemudi di era digital yang semakin berkembang. Apakah mereka seharusnya mendapatkan perlindungan yang sama dengan pekerja di sektor formal lainnya? Atau, apakah sistem kemitraan yang ada saat ini sudah cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan dan harapan para pengemudi? 

Dinamikanya sangat kompleks dan setiap langkah yang diambil akan berdampak tidak hanya pada perusahaan, tetapi juga pada ribuan mitra pengemudi yang bergantung pada pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebab, dalam dunia yang semakin kompetitif dan penuh tantangan seperti saat ini, bantuan sejenis THR bisa menjadi angin segar bagi banyak driver untuk meringankan beban finansial mereka dalam merayakan hari raya.

Sementara itu, Maxim akan terus berupaya mencari solusi untuk mendukung mitra pengemudi mereka dalam balutan peraturan yang berlaku dan tantangan kondisi ekonomi saat ini. Hal ini memerlukan kerjasama yang baik antara perusahaan, pemerintah, dan para pengemudi sendiri untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik dan berkelanjutan, demi kesejahteraan semua pihak yang terlibat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved