Sumber foto: Google

Kurs Rupiah Melemah Terus, Rakyat Kian Tercekik Harga Kebutuhan Pokok!

Tanggal: 1 Jun 2025 09:38 wib.
Tampang.com | Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali mengalami pelemahan signifikan dalam sepekan terakhir. Kondisi ini langsung berdampak pada kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok, dari bahan makanan hingga barang konsumsi harian. Sementara rakyat terus berjuang bertahan, daya beli semakin terpukul.

Rupiah Tembus Titik Terendah dalam 6 Bulan Terakhir

Kurs rupiah tercatat menembus angka terendah dalam semester ini. Tekanan global, ketidakpastian suku bunga Amerika, hingga aliran modal asing yang kabur dari pasar dalam negeri menjadi penyebab utama. Melemahnya rupiah ini membuat ongkos impor melonjak tajam.

Akibatnya, harga-harga barang impor langsung terkerek naik. Sayangnya, efek domino itu juga menjalar ke kebutuhan pokok lokal karena ketergantungan pasokan dan logistik yang sebagian besar masih bergantung pada mata uang asing.

Harga Sembako Naik Diam-diam, Tapi Rakyat Rasakan Dampaknya

Meski tidak semua harga melonjak secara drastis, namun pola kenaikan yang pelan tapi pasti telah menghantui konsumen. Minyak goreng, beras, gula, hingga kebutuhan rumah tangga kini naik dalam kisaran 5 hingga 15 persen. Para pedagang mengeluh lantaran omzet menurun, sementara konsumen semakin selektif dalam berbelanja.

“Orang sekarang cuma beli setengah dari biasanya, padahal harga dari distributor terus naik,” keluh seorang pedagang di pasar tradisional. Keluhan serupa juga datang dari konsumen yang mulai memutar otak untuk menghemat pengeluaran.

Pemerintah Diminta Tidak Hanya Andalkan Retorika

Langkah pemerintah yang menenangkan pasar dinilai belum cukup. Berbagai pernyataan yang menyebut pelemahan rupiah masih dalam batas wajar dianggap tidak menyentuh realita masyarakat di lapangan. Banyak pihak menilai perlunya intervensi konkret dan terukur, baik dalam stabilisasi harga maupun menjaga pasokan bahan pokok.

“Pemerintah harus hadir, bukan hanya lewat pernyataan pers,” ujar seorang ekonom. Ia menambahkan bahwa respons lamban bisa memicu ketidakpuasan publik yang lebih luas, terutama menjelang masa-masa rawan kebutuhan seperti akhir tahun.

Daya Beli Kelas Menengah Turun, Golongan Rentan Terjepit

Mereka yang berada di kelas menengah pun mulai merasakan efeknya, dengan mengurangi belanja non-esensial dan menunda kebutuhan sekunder. Sementara golongan rentan semakin kesulitan memenuhi kebutuhan dasar harian.

Program bantuan sosial disebut belum cukup menjangkau masyarakat terdampak yang sesungguhnya. Bahkan beberapa warga mengaku belum menerima bantuan apa pun sejak harga-harga mulai naik.

Krisis Ekonomi atau Alarm Perubahan?

Pelemahan kurs rupiah bukan hanya masalah angka di bursa, tapi sinyal kuat bahwa sistem ekonomi nasional butuh evaluasi menyeluruh. Ketergantungan pada pasar luar, lemahnya proteksi komoditas lokal, dan absennya reformasi struktural telah membuat kondisi rentan terhadap gejolak global.

Jika krisis ini tidak ditangani dengan sigap dan sistemik, maka rakyat akan terus jadi korban utama, dan kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi bisa runtuh dalam waktu cepat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved