Sumber foto: Google

Kuasai AI atau Tertinggal: Seruan CEO Nvidia untuk Generasi Muda di Era Digital

Tanggal: 19 Mei 2025 09:54 wib.
Tampang.com | CEO Nvidia, Jensen Huang, menegaskan bahwa penguasaan kecerdasan buatan (AI) menjadi kunci utama bagi generasi muda untuk bisa bersaing dan bekerja lebih efektif di masa depan. Menurut Huang, tanpa memandang profesi atau bidang ilmu, memahami dan memanfaatkan AI adalah langkah pertama yang harus dikuasai saat ini. “Jika saya menjadi mahasiswa hari ini, hal pertama yang akan saya pelajari adalah AI,” ujarnya dalam sesi Huge Conversations bersama Cleo Abram, Minggu (18/5/2025).

Huang menyoroti pentingnya kemampuan berinteraksi dengan AI secara tepat, khususnya dalam menyusun “prompt” atau perintah yang akurat agar teknologi ini dapat bekerja secara optimal. Ia menyebutkan beberapa alat AI generatif populer seperti ChatGPT, Gemini Pro, dan Grok yang layak dipelajari dan digunakan. “Prompting AI itu seperti sebuah seni. Kita tidak bisa sembarangan bertanya. Untuk menjadikan AI asisten yang efektif, dibutuhkan keahlian dan kepekaan dalam merumuskan pertanyaan,” jelasnya.

Sebagai contoh, Huang membandingkan dua pertanyaan berbeda: jika seseorang bertanya “Ceritakan tentang bisnismu?”, maka jawabannya akan cenderung umum dan kurang spesifik. Namun, jika pertanyaannya diubah menjadi “Bisakah Anda jelaskan langkah awal memulai bisnis ritel online?”, maka respons yang diberikan AI akan lebih terarah dan berguna.

Selain itu, Kelly Daniel, Direktur Prompt AI di Lazarus AI, menambahkan bahwa pengguna harus memperlakukan AI seperti “anak cerdas” yang ingin membantu tapi belum memiliki konteks penuh. Oleh sebab itu, instruksi yang singkat, jelas, dan sistematis — misalnya berupa poin-poin — akan lebih mudah dipahami oleh AI. Contoh prompt efektif adalah menyampaikan konteks dan hasil yang diinginkan secara eksplisit, seperti: “Saya perlu menyampaikan pidato utama dalam konferensi tahunan perusahaan dengan gaya Bill Gates di masa awal Microsoft.”

Seruan Huang ini muncul di tengah fakta rendahnya penggunaan AI oleh generasi muda Amerika Serikat. Laporan tahun 2024 dari Harvard Graduate School of Education dan Common Sense Media menunjukkan hanya 11 persen remaja usia 14-22 tahun menggunakan AI generatif satu hingga dua kali seminggu. Padahal, laporan LinkedIn Work Change 2025 memproyeksikan sekitar 70 persen keterampilan dalam banyak pekerjaan akan berubah drastis akibat teknologi ini pada 2030.

Oleh karena itu, Huang sangat mendorong pelajar dan mahasiswa untuk mulai membiasakan diri dengan AI sejak dini agar tidak tertinggal. “Tak peduli Anda belajar matematika, sains, kimia, atau biologi, tanyakan pada diri sendiri, ‘Bagaimana saya bisa menggunakan AI untuk bekerja lebih baik?’” pungkasnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved