Krakatau Steel Geber Ekspor Pasca-Pemulihan: Pasok 120.000 Ton Baja HRC ke Vietnam, Perkuat Posisi Hub ASEAN
Tanggal: 26 Mei 2025 22:55 wib.
Jakarta – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menunjukkan geliat positif pasca-pemulihan pabrik utamanya. Perusahaan baja pelat merah ini telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Vietnam Steel Corporation untuk menyepakati pengiriman Hot Rolled Coil (HRC) sebanyak 120.000 ton ke Vietnam selama satu tahun ke depan.
“Krakatau Steel suplai baja HRC hingga 120.000 ton kepada Vietnam Steel Corporation dan ini menandakan bahwa kami mulai mengoptimalkan produksi Pabrik Hot Strip Mill 1 setelah recovery,” jelas Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar Djohan dalam siaran pers, Senin (26/5/2025).
Langkah ini bukan hanya menandai ekspansi produksi Krakatau Steel, tetapi juga menunjukkan kesiapan perusahaan untuk kembali menjadi pemain aktif dan penting dalam rantai suplai regional ASEAN. Kerjasama ini datang di tengah tekanan yang dihadapi industri baja Vietnam. Laporan Reuters pada Februari 2025 menyebutkan bahwa Asosiasi Baja Vietnam sempat mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk memberlakukan tarif pada baja galvanis impor dari China dan Korea Selatan guna melindungi produksi domestik mereka.
Dalam konteks ini, kerja sama dengan Krakatau Steel dapat memberikan alternatif pasokan baja yang lebih stabil dan terpercaya bagi Vietnam Steel Corporation, sekaligus memperkuat posisi Krakatau Steel di pasar regional yang semakin kompetitif.
Penandatanganan nota kesepahaman ini menjadi langkah strategis Krakatau Steel untuk memantapkan posisinya sebagai hub baja kawasan ASEAN. Setelah menjalin kemitraan dengan sejumlah mitra dari Timur Tengah dan Eropa, kini Krakatau Steel fokus memperkuat blok regional, dimulai dari Vietnam.
Kerja sama ini juga sejalan dengan strategi hilirisasi nasional. Krakatau Steel tidak ingin sekadar mengekspor baja kasar, tetapi berambisi memperluas penetrasi pasar untuk produk-produk baja bernilai tambah seperti:
Baja otomotif untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik.
Baja pertahanan untuk mendukung produksi dalam negeri bersama PT Pindad dan PT PAL.
Baja konstruksi bersertifikasi hijau yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
MoU ini juga sejalan dengan komitmen peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Sebagai produsen domestik, Krakatau Steel tidak hanya ingin memasok kebutuhan Vietnam, tetapi juga menjajaki potensi pertukaran material dan komponen baja yang bisa memperkuat basis produksi Indonesia. Sinergi ini juga membuka peluang harmonisasi spesifikasi produk di antara negara-negara ASEAN, menciptakan standar yang lebih terintegrasi.
“Kami ingin menunjukkan bahwa transformasi Krakatau Steel adalah nyata, dari sisi efisiensi, teknologi, dan daya saing regional,” ujar Akbar, menegaskan komitmen perusahaan terhadap peningkatan kinerja.
Penandatanganan ini merupakan bagian dari komitmen lebih luas yang ditegaskan dalam ASEAN Iron & Steel Council, sebuah inisiatif yang resmi terbentuk melalui MoU enam negara ASEAN di ISSEI 2025, yaitu Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina. Tujuannya adalah untuk menciptakan integrasi kawasan, memperkuat ketahanan rantai pasok, dan membangun aliansi industri di tengah ketidakpastian global yang terus berlanjut.