Konsumsi Terbesar Orang Miskin di Indonesia: Beras & Rokok!
Tanggal: 8 Jul 2024 14:04 wib.
Badan Pusat Statistik (BPS) menetapkan klasifikasi masyarakat miskin berdasarkan garis kemiskinan. Garis kemiskinan merujuk pada suatu nilai pengeluaran minimum untuk kebutuhan makanan dan non-makanan guna menghindari kategori miskin.
Menurut definisi BPS, penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Per Maret 2024, garis kemiskinan mencapai Rp 582,93 ribu, mengalami kenaikan sebesar 5,9% dari periode Maret 2023 yang sebesar Rp 550,45 ribu.
Di wilayah perkotaan, garis kemiskinan per Maret 2024 adalah Rp 601,87 ribu, naik dari Rp 569,29 ribu pada Maret 2023. Sedangkan di pedesaan, garis kemiskinan per Maret 2024 mencapai Rp 556,87 ribu, meningkat dari Rp 525,05 ribu pada Maret 2023.
Kebutuhan makanan menjadi pemicu utama garis kemiskinan, menyumbang sebesar 74,44%, sementara kebutuhan non-makanan hanya 25,56%. Berdasarkan data tersebut, jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2024 mencapai 25,22 juta orang, mengalami penurunan dari periode Maret 2023 yang mencapai 25,90 juta orang. Meskipun demikian, jumlah ini masih sedikit lebih tinggi dari periode sebelum Pandemi Covid-19, yaitu Maret 2019, yang sebesar 25,14 juta orang.
Detail Garis Kemiskinan
Komoditas makanan yang paling besar kontribusinya terhadap garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun di pedesaan, hampir sama. Beras menjadi kontributor terbesar dengan porsi sebesar 21,84% di perkotaan dan 25,93% di pedesaan. Sementara rokok kretek filter menjadi kontributor terbesar kedua dengan porsi 11,56% di perkotaan dan 10,90% di pedesaan.
Selain itu, komoditas lainnya yang memberikan kontribusi terhadap garis kemiskinan adalah daging ayam ras (4,25% di perkotaan dan 2,86% di pedesaan), telur ayam ras (4,21% di perkotaan dan 3,36% di pedesaan), mie instan (2,41% di perkotaan dan 2,07% di pedesaan), serta gula pasir (1,73% di perkotaan dan 2,31% di pedesaan).
Sementara itu, komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan adalah perumahan (8,64% di perkotaan dan 8,34% di pedesaan), bensin (4,13% di perkotaan dan 3,90% di pedesaan), dan listrik (3,09% di perkotaan dan 1,85% di pedesaan).
Selanjutnya, sumbangan dari pendidikan, perlengkapan mandi, perawatan kulit, muka, kuku, dan rambut, sabun cuci, serta pakaian jadi perempuan dewasa juga turut berperan dalam kontribusi terhadap garis kemiskinan.
Menurut data BPS, beras menjadi konsumsi terbesar orang miskin di Indonesia diikuti oleh rokok. Fakta ini memberikan informasi yang penting bagi pemerintah dalam merancang program perlindungan sosial, terutama bagi kelompok masyarakat yang kurang mampu. Disamping itu, peningkatan garis kemiskinan di perkotaan dan pedesaan juga memerlukan perhatian serius dari pemerintah dalam mendistribusikan program-program pengentasan kemiskinan.