Kerja Keras Jokowi Mengecewakan? Penilaian Andi Widjajanto
Tanggal: 8 Okt 2024 21:26 wib.
Penasihat Senior Laboratorium Indonesia Emas 2045 (LAB 45), Andi Widjajanto, telah menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemimpin yang sangat mendedikasikan dirinya untuk bekerja secara total. Menurutnya, Jokowi bekerja selama 20 jam sehari, tujuh hari seminggu, tanpa henti. Andi mengungkapkan kesaksiannya melihat langsung bagaimana Jokowi menjalani tugasnya dengan penuh dedikasi, bahkan saat hari libur atau perayaan keagamaan.
Menurut Andi, karakter kerja Jokowi yang sangat kuat tersebut ideal dan sulit ditemukan pada pemimpin lain. Namun, sayangnya, hasil dari kerja keras Jokowi belum mampu menyamai pencapaian ekonomi pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan, capaiannya pun jauh ketinggalan dari era pemerintahan Presiden Soeharto pada masa orde baru. Hal ini memunculkan pertanyaan besar atas dampak sebenarnya dari etos kerja Jokowi terhadap pembangunan Indonesia.
Mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) menilai bahwa masalah tersebut terbentuk secara struktural, meskipun etos kerja Jokowi tidak bisa disalahkan. Selama 10 tahun, fokus terlalu banyak pada pembangunan infrastruktur merupakan salah satu alasan dari pertumbuhan ekonomi yang stagnan. Perhatian yang kurang pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan pendidikan menjadi kritik utama terhadap masa pemerintahan Jokowi.
Data menunjukkan bahwa pada masa pemerintahan SBY, ekonomi Indonesia tumbuh cukup stabil dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6% per tahun. Berbagai pencapaian ekonomi pun terlihat dari pertumbuhan tersebut, di mana pada tahun 2011 mencapai puncaknya dengan angka 6,5%, dan tetap kuat di angka 4,5% pada tahun 2009 meskipun terpengaruh oleh krisis finansial global pada 2008.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi di masa kepemimpinan Jokowi belum mampu menandingi pencapaian SBY. Pada tahun pertama kepemimpinan Jokowi di 2015, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,79%, sedikit meningkat menjadi 5,02% pada 2016, kemudian naik lagi menjadi 5,17% pada 2018, namun menurun di angka 5,05% pada 2023. Angka pertumbuhan ini jauh dari level 6%, bahkan mendekati rekor era pemerintahan SBY.