Sumber foto: Unsplash.com

Kenaikan Harga Komoditas Batu Bara dan Minyak di Tengah Krisis Timur Tengah dan Badai AS

Tanggal: 13 Okt 2024 13:43 wib.
Harga komoditas, terutama minyak dan batu bara, mengalami fluktuasi yang signifikan dalam sepekan terakhir. Menurut data dari Refinitiv, harga batu bara akhir pekan lalu berada di angka US$149,6 per ton, sedangkan pada akhir pekan ini ditutup di level yang relatif sama, yakni US$149,4 per ton. Namun, harga batu bara mencapai level tertinggi sepanjang 2024 pada Senin dengan angka US$153 per ton.

Lonjakan harga batu bara ini didorong oleh upaya Rusia meningkatkan ekspor batu bara ke India, mengantisipasi meningkatnya permintaan di pasar Asia. Sementara itu, harga minyak juga mengalami kenaikan yang signifikan, terutama dalam konteks ketegangan di Timur Tengah.

Tingginya permintaan energi di pasar Asia, terutama dari India, turut berperan dalam lonjakan harga batu bara. Rusia, salah satu pemasok batu bara terbesar di dunia, memperkirakan bahwa India mungkin akan melampaui China dalam permintaan batu bara pada awal dekade berikutnya. Hal ini disebabkan oleh rencana pengurangan penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik oleh China, sementara India terus meningkatkan produksi listrik berbasis batu bara.

Di sisi lain, kenaikan harga minyak juga menjadi sorotan dalam situasi ini. Ketegangan di Timur Tengah, terutama setelah serangan roket Hezbollah ke Haifa, Israel, dan ketegangan antara Rusia dan Ukraina, berpotensi memicu lonjakan harga minyak. Pertikaian di Timur Tengah semakin memanas, dimana Israel terlihat siap untuk memperluas ofensifnya ke Lebanon, setahun setelah serangan Hamas yang memicu perang yang sedang berlangsung di Gaza. Situasi ini memunculkan kekhawatiran akan pecahnya perang besar-besaran di kawasan tersebut.

Di Amerika Serikat, industri minyak menghadapi tekanan dari lonjakan inventaris minyak mentah. Data dari American Petroleum Institute (API) mengungkapkan penambahan inventaris minyak mentah sebesar 10,9 juta barel untuk minggu yang berakhir pada 4 Oktober 2024. Hal ini menjadi penambahan mingguan terbesar sejak November 2023, melebihi perkiraan pasar yang sebelumnya hanya mengharapkan kenaikan sebesar 1,95 juta barel.

Namun, pada pertengahan pekan, harga minyak dan batu bara mengalami penurunan di tengah ancaman badai di Amerika Serikat. Beberapa perusahaan pertambangan di India juga dikabarkan berencana untuk beralih ke energi terbarukan, menunjukkan kecenderungan penurunan popularitas batu bara sebagai sumber energi. Kesadaran akan pentingnya penggunaan energi terbarukan semakin meningkat di tengah upaya mitigasi perubahan iklim global.

Lanjutnya, harga komoditas energi kembali mengalami kenaikan pada akhir pekan, terutama dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem di berbagai belahan dunia. Badai di Amerika Serikat, konflik di Timur Tengah, serta serangan Ukraina ke pangkalan militer Rusia, semuanya menjadi faktor penentu dalam fluktuasi harga komoditas energi.

Dampak dari situasi ini tidak hanya berdampak pada pasar energi global, tetapi juga menyorot urgensi dalam pengembangan sumber energi alternatif. Upaya untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan perlu diperkuat sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas energi konvensional yang rentan terhadap fluktuasi pasar dan ketegangan geopolitik.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved