Kenaikan Harga BBM: Dampaknya pada Daya Beli dan Cara Masyarakat Menghadapinya
Tanggal: 9 Mei 2025 20:43 wib.
Tampang.com | Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi beberapa bulan terakhir telah menimbulkan dampak besar pada ekonomi Indonesia. Kenaikan ini tidak hanya mempengaruhi harga barang dan jasa, tetapi juga berpengaruh langsung pada daya beli masyarakat. Apa yang dapat dilakukan untuk bertahan menghadapi lonjakan harga ini?
Kenaikan Harga BBM dan Dampaknya pada Inflasi
Pemerintah Indonesia beberapa kali menaikkan harga BBM dalam beberapa tahun terakhir untuk menyesuaikan dengan harga pasar global. Kenaikan ini bertujuan untuk mengurangi beban anggaran negara yang sebelumnya banyak mengalir untuk subsidi BBM. Namun, kebijakan ini berdampak langsung pada harga barang-barang kebutuhan pokok dan inflasi.
“Setiap kali harga BBM naik, hampir semua barang mengalami kenaikan harga, terutama yang tergantung pada transportasi. Ini jelas meningkatkan biaya hidup masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan tetap,” ujar Bambang, seorang pengamat ekonomi dari Jakarta.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia meningkat tajam setelah kenaikan harga BBM terakhir. Barang-barang seperti makanan, bahan bakar, dan transportasi mengalami lonjakan harga yang signifikan, mengurangi daya beli masyarakat.
Dampak pada Daya Beli Rumah Tangga
Kenaikan harga BBM mengurangi daya beli rumah tangga, terutama mereka yang memiliki penghasilan rendah dan menengah. Biaya transportasi yang lebih tinggi, bersama dengan harga pangan yang meningkat, membuat banyak keluarga harus mengatur ulang anggaran mereka. Hal ini juga mempengaruhi keputusan konsumsi masyarakat.
“Pengeluaran saya untuk transportasi dan belanja bulanan semakin meningkat. Saya harus memilih lebih cermat barang apa yang harus dibeli dan yang bisa ditunda,” kata Lina, seorang ibu rumah tangga di Yogyakarta.
Selain itu, bagi pekerja yang menggantungkan pendapatannya pada sektor transportasi dan logistik, kenaikan harga BBM membuat biaya operasional meningkat, yang pada gilirannya memengaruhi tarif yang dibebankan kepada konsumen.
Bagaimana Masyarakat Menghadapinya
Masyarakat Indonesia menghadapi kenaikan harga ini dengan berbagai cara. Beberapa memilih untuk mengurangi pengeluaran yang tidak penting, seperti hiburan, sementara yang lainnya mencari alternatif transportasi yang lebih murah atau bahkan memilih untuk menggunakan sepeda untuk mengurangi biaya bahan bakar.
“Banyak keluarga yang mulai lebih memilih menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk menghemat pengeluaran. Selain itu, mereka juga mulai membeli barang secara grosir untuk mengurangi frekuensi belanja,” ujar Muhammad, seorang analis perilaku konsumen.
Namun, bagi sebagian orang, terutama di daerah yang memiliki infrastruktur transportasi terbatas, mengurangi biaya transportasi bukanlah solusi yang mudah. Mereka tetap harus bergantung pada kendaraan pribadi atau angkutan umum yang tarifnya juga ikut melonjak.
Dampak pada Sektor Usaha Kecil
Sektor usaha kecil dan menengah (UKM) juga merasakan dampak langsung dari kenaikan harga BBM. Kenaikan biaya bahan baku dan pengiriman barang membuat banyak pelaku usaha kesulitan untuk mempertahankan harga jual produk mereka. Beberapa di antaranya bahkan terpaksa menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk untuk menyesuaikan dengan biaya yang meningkat.
“Usaha saya sangat tergantung pada biaya transportasi dan bahan baku. Setelah kenaikan harga BBM, kami harus menaikkan harga jual untuk menutupi biaya tambahan. Namun, ini membuat banyak pelanggan mengurangi pembelian,” ujar Sari, pemilik toko kelontong di Bandung.
Pemerintah telah memberikan beberapa program bantuan untuk UKM, seperti pinjaman dengan bunga rendah dan subsidi, namun pelaku usaha kecil tetap merasa kesulitan dengan harga yang terus naik.
Alternatif Solusi untuk Mengurangi Dampak
Beberapa langkah dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari kenaikan harga BBM. Salah satunya adalah dengan mempercepat penggunaan energi terbarukan, seperti energi matahari atau kendaraan listrik, yang dapat mengurangi ketergantungan pada BBM.
“Pemerintah harus lebih gencar dalam mendorong transisi energi terbarukan, baik itu untuk sektor industri maupun transportasi publik. Dengan adanya kendaraan listrik atau penggunaan energi terbarukan, masyarakat dan sektor usaha bisa mengurangi beban akibat fluktuasi harga BBM,” jelas Agus, seorang pakar energi terbarukan.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan keuangan dan strategi menghemat energi bisa menjadi langkah penting dalam membantu masyarakat bertahan menghadapi kenaikan harga BBM.
Pentingnya Kebijakan Subsidi yang Tepat Sasaran
Pemerintah juga perlu memastikan bahwa kebijakan subsidi BBM dan bantuan sosial benar-benar tepat sasaran. Bantuan langsung tunai (BLT) dan subsidi pangan bisa menjadi solusi bagi kelompok masyarakat yang paling terdampak oleh kenaikan harga BBM.
“Subsidi dan bantuan harus tepat sasaran. Masyarakat yang membutuhkan harus mendapatkan bantuan yang cukup agar mereka tidak semakin kesulitan,” tambah Bambang.
Kesimpulan
Kenaikan harga BBM memang memberikan dampak besar pada ekonomi rumah tangga, meningkatkan inflasi, dan mengurangi daya beli masyarakat. Namun, dengan solusi yang tepat, seperti penggunaan energi terbarukan, kebijakan subsidi yang tepat sasaran, dan pengelolaan pengeluaran secara bijak, masyarakat dapat bertahan menghadapi situasi ini. Pemerintah juga harus memperhatikan sektor usaha kecil yang terdampak langsung oleh kebijakan ini agar mereka bisa tetap beroperasi dengan baik.