Sumber foto: Google

Kenaikan Harga Barang Pokok Tak Terhindarkan, Apa Dampaknya bagi Daya Beli Masyarakat?

Tanggal: 10 Mei 2025 11:54 wib.
Tampang.com | Dalam beberapa bulan terakhir, harga sejumlah barang pokok mengalami kenaikan signifikan, mulai dari beras, minyak goreng, hingga daging sapi. Inflasi yang melonjak, ditambah dengan dampak global, membuat daya beli masyarakat semakin tertekan. Apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana dampaknya bagi ekonomi Indonesia?

Inflasi Meningkat, Harga Barang Pokok Tak Terelakkan

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan inflasi tahunan pada kuartal pertama 2025 mencapai 5,4%, dengan sebagian besar disumbang oleh kenaikan harga pangan. Pemerintah sempat menanggulangi melalui operasi pasar, tetapi kenyataannya harga barang pokok tidak kunjung turun stabil.

“Secara global, harga komoditas pangan meningkat akibat faktor cuaca ekstrem dan gangguan distribusi. Indonesia juga tak bisa lepas dari dampak ini,” ujar Dwi Lestari, ekonom dari Universitas Indonesia.

Daya Beli Masyarakat Terkikis

Dengan kenaikan harga yang tak terhindarkan, daya beli masyarakat semakin menurun, terutama bagi kelompok kelas menengah ke bawah. Mereka yang sebelumnya bisa membeli barang kebutuhan pokok dengan jumlah tertentu, kini harus mengurangi konsumsi.

“Setiap bulan, saya merasa uang saya semakin cepat habis. Harga beras, minyak, bahkan sayur-mayur, naik terus. Ini berat,” ujar Rahma, seorang ibu rumah tangga di Jakarta.

Sektor Ritel dan Usaha Kecil Terpukul

Kenaikan harga barang pokok juga berdampak pada sektor ritel dan usaha kecil. Pedagang kecil yang bergantung pada pelanggan lokal merasa penurunan pembelian sangat signifikan. Beberapa toko bahkan terpaksa tutup sementara karena omzet menurun tajam.

“Banyak pelanggan yang biasanya beli dalam jumlah banyak, sekarang hanya membeli sedikit atau tidak membeli sama sekali,” ungkap Tono, seorang pedagang kelontong di Surabaya.

Pemerintah Dianggap Lambat Mengatasi Kenaikan

Pemerintah, meski telah berupaya menekan inflasi dengan berbagai kebijakan, dianggap lambat dalam menangani masalah kenaikan harga barang pokok. Kurangnya pengawasan terhadap distribusi pangan dan ketidaksiapan dalam menghadapi lonjakan harga global membuat masyarakat merasa kebijakan yang ada tidak cukup efektif.

“Pemerintah hanya sebatas mengadakan operasi pasar, tapi itu tidak cukup. Harus ada perbaikan sistem distribusi dan proteksi terhadap harga,” ujar Dwi.

Solusi: Diversifikasi Sumber Pangan dan Penyuluhan Ekonomi

Pakar ekonomi merekomendasikan diversifikasi sumber pangan domestik untuk mengurangi ketergantungan pada impor. Selain itu, masyarakat juga perlu diberikan penyuluhan ekonomi agar lebih cerdas dalam berbelanja dan mengelola keuangan keluarga.

“Penting untuk meningkatkan ketahanan pangan domestik dan memfasilitasi kelompok masyarakat yang rentan. Pemerintah harus hadir dengan solusi yang berkelanjutan,” ujar Dwi.

Masyarakat Butuh Dukungan Ekonomi yang Lebih Kuat

Peningkatan harga barang pokok adalah kenyataan yang tak bisa dihindari dalam ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Namun, dampak terhadap masyarakat Indonesia yang kini tengah berjuang untuk memenuhi kebutuhan pokok harus menjadi perhatian serius.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved