Sumber foto: Google

Kenaikan Harga Barang Pokok, Apa Dampaknya pada Keuangan Keluarga Indonesia?

Tanggal: 9 Mei 2025 20:45 wib.
Tampang.com | Kenaikan harga barang pokok menjadi salah satu permasalahan ekonomi terbesar yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2025. Inflasi yang dipicu oleh berbagai faktor, seperti peningkatan biaya produksi, ketergantungan impor, dan cuaca ekstrem, menyebabkan harga barang pokok melonjak tajam. Hal ini tentunya berdampak langsung pada keuangan keluarga, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah.

Inflasi Meningkat, Harga Barang Pokok Meroket
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan angka inflasi pada awal tahun 2025 mencapai 6,5%, dengan sektor pangan sebagai penyumbang terbesar. Beras, telur, dan minyak goreng adalah beberapa barang yang mengalami kenaikan harga signifikan, mempengaruhi daya beli masyarakat.

“Peningkatan harga barang pokok ini menjadi tekanan besar bagi masyarakat. Kenaikan harga pangan tidak hanya mengurangi konsumsi masyarakat, tetapi juga memengaruhi pola belanja rumah tangga,” jelas seorang ekonom, Budi Hartono.

Dampak Pada Pengeluaran Keluarga
Bagi banyak keluarga, terutama di kota besar, kenaikan harga barang pokok memaksa mereka untuk memprioritaskan kebutuhan yang lebih mendesak. Pengeluaran untuk makanan pokok menjadi bagian terbesar dari anggaran rumah tangga, dan saat harga meningkat, mereka terpaksa mengurangi pengeluaran pada barang dan jasa lain.

"Saya harus memotong biaya lainnya, seperti hiburan dan pakaian, hanya untuk bisa membeli makanan yang semakin mahal. Kondisi ini sangat sulit, apalagi dengan gaji yang stagnan," ujar Rini, seorang ibu rumah tangga di Jakarta.

Meningkatnya Ketidakpastian Ekonomi
Peningkatan harga barang pokok ini turut menambah ketidakpastian ekonomi yang sudah ada, terutama bagi sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Banyak pengusaha kecil yang kesulitan mengatur harga jual tanpa kehilangan pelanggan, yang akhirnya berujung pada penurunan pendapatan.

“Sebagai pemilik warung, kami kesulitan menaikkan harga jual karena takut kehilangan pelanggan, tetapi di sisi lain biaya bahan baku terus meningkat. Ini memang situasi yang tidak mudah,” ungkap Ardi, pemilik warung makan di Bandung.

Pemerintah Perlu Intervensi
Meskipun pemerintah telah melakukan beberapa langkah, seperti penyediaan cadangan pangan dan distribusi bantuan sosial, dampak dari inflasi dan kenaikan harga barang pokok tetap terasa. Banyak ekonom mengusulkan agar pemerintah melakukan intervensi yang lebih serius untuk menjaga stabilitas harga, baik melalui subsidi langsung ataupun pengendalian harga barang tertentu.

“Pemerintah harus memiliki langkah preventif untuk menstabilkan harga barang pokok, misalnya dengan mendukung produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor. Ini akan mengurangi dampak inflasi yang terasa begitu besar bagi masyarakat,” jelas Budi Hartono.

Pentingnya Perencanaan Keuangan Keluarga
Menghadapi kondisi ekonomi yang semakin menantang, keluarga Indonesia diharapkan untuk lebih cermat dalam merencanakan keuangan mereka. Pengelolaan anggaran yang bijak, pemilihan prioritas pengeluaran, dan pemanfaatan tabungan atau investasi menjadi hal yang penting untuk mengatasi inflasi.

“Penting bagi keluarga untuk membuat anggaran belanja yang jelas dan mengalokasikan dana untuk kebutuhan penting terlebih dahulu. Mengurangi pemborosan bisa membantu kita bertahan dalam situasi ekonomi yang tidak menentu ini,” ujar Maya, seorang perencana keuangan.

Menghadapi Tantangan Ekonomi dengan Solusi Berkelanjutan
Meskipun tantangan ekonomi besar di depan mata, dengan kebijakan yang tepat dan pengelolaan keuangan yang bijak, masyarakat Indonesia bisa menghadapinya. Pemahaman akan inflasi dan langkah-langkah mitigasi dapat membantu rumah tangga untuk menyesuaikan anggaran mereka agar tetap mampu memenuhi kebutuhan dasar.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved