Kemenaker Soroti Kericuhan Job Fair di Bekasi: Antusiasme Tinggi, Perencanaan Teknis Harus Matang
Tanggal: 30 Mei 2025 22:58 wib.
Tampang.com, Indonesia – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menanggapi insiden kericuhan yang terjadi dalam pelaksanaan bursa kerja atau job fair di President University, Bekasi. Kepala Biro Humas Kemenaker, Sunardi Manampiar Sinaga, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Pemerintah Kabupaten Bekasi, namun sekaligus meminta evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
“Kami memahami tingginya antusiasme masyarakat dalam mencari peluang kerja dan melihat peristiwa ini sebagai cerminan bahwa kebutuhan terhadap informasi dan akses kerja masih sangat besar,” ujar Sunardi, Jumat (30/5/2025).
Menurutnya, pelaksanaan job fair perlu dirancang dengan sangat matang. Sebagai wadah konsolidasi peluang kerja di satu tempat, wajar jika job fair menarik banyak pengunjung, berbeda dengan proses lamaran kerja konvensional yang berlangsung secara individual dan tersebar.
Tingginya minat masyarakat dianggap wajar, terutama karena jumlah angkatan kerja di Indonesia terus bertambah. Selain lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi, ada pula pencari kerja yang baru berhenti bekerja atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). "Job fair merupakan bentuk fasilitasi pemerintah untuk mempertemukan pencari kerja dan perusahaan di satu lokasi. Maka penyelenggaraannya harus tertib dan terencana," kata Sunardi.
Angkatan Kerja Meningkat, Kebutuhan Job Fair Optimal
Sunardi mencatat, angkatan kerja Indonesia terus tumbuh. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja pada Februari 2025 mencapai lebih dari 149 juta orang, naik sekitar 2 juta dibandingkan tahun sebelumnya, dengan kenaikan didominasi oleh lulusan baru.
Ia menekankan bahwa sejumlah pelaksanaan job fair sebelumnya berjalan lancar, seperti job fair Kemenaker yang digelar 22–23 Mei 2025 di Gedung Kemenaker, Jakarta. Acara itu menawarkan lebih dari 52.000 lowongan dari ratusan perusahaan lintas sektor dan dihadiri lebih dari 20.000 pencari kerja. Berkat perencanaan yang rapi, acara tersebut berlangsung tertib dengan jalur masuk-keluar, fasilitas umum, keamanan, dan posko kesehatan yang lengkap.
Sepanjang 2025, sejumlah pemerintah daerah juga aktif menggelar job fair:
Pemprov DKI Jakarta rutin mengadakan job fair di Tamini Square (Februari), GOR Pancoran dan Cilandak (April), serta Kemayoran dan Johar Baru (Mei).
Pemkab Bekasi menggelar job fair di President University, Jababeka, 27 Mei, dengan 64 perusahaan dan 2.517 lowongan.
Pemkab Sidoarjo menggelar job fair hybrid pada 27–28 Mei dengan 40 perusahaan dan 1.800 lowongan.
Pemkab Kebumen membuka 7.000 lowongan dalam job fair di Hotel Mexolie pada 21–22 Mei.
Pemprov Sulawesi Tenggara membuka 2.573 lowongan dalam job fair pada April 2025.
Evaluasi Teknis: Kunci Sukses Penyelenggaraan Job Fair
"Kemenaker mengapresiasi semua pemerintah daerah yang telah menyelenggarakan job fair sebagai upaya konkret mendekatkan peluang kerja kepada masyarakat," ujar Sunardi.
Meski begitu, ia mengingatkan perlunya perencanaan teknis yang komprehensif. Hal ini mencakup pengaturan alur keluar-masuk, pengelolaan parkir, fasilitas umum, posko kesehatan, pengamanan, hingga pembatasan peserta dengan sistem pendaftaran daring.
Kemenaker berharap insiden di Bekasi menjadi bahan evaluasi bersama. Sebelumnya, job fair yang digelar Pemkab Bekasi di Convention Center President University, Cikarang, Selasa (27/5/2025), berubah menjadi kekacauan. Ribuan pencari kerja saling dorong untuk memindai kode QR pendaftaran, dan beberapa orang bahkan pingsan. Dari 25.000 pelamar yang hadir, hanya tersedia sekitar 2.000 lowongan kerja, menciptakan disparitas yang memicu kericuhan