Sumber foto: iStock

Kebiasaan Transaksi Pembayaran Warga RI Bergeser dari Kartu Debit ke Sistem Digital

Tanggal: 7 Okt 2024 05:16 wib.
Perubahan pola transaksi pembayaran masyarakat Indonesia semakin terlihat dari laporan Bank Indonesia yang menyatakan penurunan transaksi kartu debit atau ATM sebesar 6,82% secara tahunan (yoy) pada Agustus 2024, mencapai 591,92 juta transaksi. Sebulan sebelumnya, terjadi kontraksi sebesar 9,57% yoy. Hal ini seiring dengan tren masyarakat yang mulai beralih preferensi menjadi lebih cenderung menggunakan sistem pembayaran secara digital.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, juga menyoroti pertumbuhan transaksi melalui QRIS yang mengalami lonjakan mencapai 217,33% yoy. Jumlah pengguna QRIS pun meningkat menjadi 52,55 juta dengan lebih dari 33,77 juta pedagang yang turut bergabung dalam layanan tersebut. Selain itu, transaksi layanan digital perbankan juga mengalami pertumbuhan dua digit sebesar 31,11% yoy dengan total 1.871,19 juta transaksi, sementara transaksi uang elektronik juga tumbuh 21,53% yoy mencapai 1.246,58 juta transaksi.

Dari segi nilai besar, transaksi BI-RTGS juga meningkat sebesar 11,73% (yoy) dan berhasil mencapai Rp14.731 triliun. Sementara dari sisi ritel, volume transaksi BI-FAST tumbuh signifikan dengan angka 59,12% (yoy) mencapai 312,67 juta transaksi.

Sementara itu, transaksi kartu kredit juga menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 22,79% (yoy) dengan jumlah transaksi mencapai 41,59 juta. Hal ini menandakan bahwa warga Indonesia juga semakin cenderung memanfaatkan layanan kartu kredit dalam bertransaksi. Transaksi QRIS pun kembali tumbuh pesat, menandakan adopsi masyarakat terhadap sistem pembayaran digital yang semakin menguat.

Dari data pengelolaan uang Rupiah, terdapat peningkatan jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) sebesar 11,43% (yoy) yang mencapai Rp1.052,70 triliun.

Perry Warjiyo menegaskan bahwa kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Agustus 2024 tetap kuat, didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Dengan demikian, tren beralihnya masyarakat Indonesia dari transaksi menggunakan kartu debit menuju sistem pembayaran digital diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi bagian dari transformasi digital yang signifikan dalam ekosistem keuangan Indonesia.

Tren ini membawa implikasi positif dalam perkembangan perdagangan online, pertumbuhan bisnis e-commerce, serta meningkatnya inklusi keuangan melalui pemanfaatan teknologi di sektor keuangan. Dukungan dari otoritas terkait, perusahaan teknologi finansial dan perbankan perlu terus didorong untuk mendorong percepatan transformasi digital di Indonesia.

Dengan adopsi yang semakin meluas, diharapkan bahwa sistem pembayaran digital dapat memberikan manfaat yang luas, mulai dari efisiensi bagi pelaku usaha, kenyamanan dalam bertransaksi bagi masyarakat, hingga mendukung inklusi keuangan bagi para pelaku usaha mikro.

Karakteristik ini selaras dengan kebijakan pemerintah dalam mendorong ekosistem digital, khususnya dalam layanan keuangan. Perkembangan sistem pembayaran digital ini juga didukung oleh peningkatan penetrasi akses internet di Indonesia, yang semakin memudahkan masyarakat untuk mengakses layanan keuangan secara digital.

Secara keseluruhan, tren peralihan transaksi masyarakat Indonesia dari kartu debit menuju sistem pembayaran digital menawarkan sejuta potensi bagi perkembangan ekonomi dan keuangan digital di Indonesia. Peran semua pihak, mulai dari regulator, perbankan, hingga pelaku bisnis di sektor keuangan untuk terus mendorong adopsi dan inovasi dalam layanan pembayaran digital akan sangat menentukan dalam mewujudkan perekonomian digital yang inklusif dan berkelanjutan di Tanah Air.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved