Kata BI tentang Deflasi 0.07% Agustus 2017
Tanggal: 5 Sep 2017 12:17 wib.
Pada bulan Agustus 2017 Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,07%. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulan Agustus tiga tahun terakhir sebesar 0,28% (mtm).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman menyampaikan bahwa deflasi ini mendukung sasaran inflasi 2017.
"IHK mengalami deflasi pada Agustus 2017 sehingga mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar 4,0±1%," ungkap Agusman dalam siaran pers, Senin (4/9/2017).
Agusman menjelaskan terjadinya deflasi karena membaiknya pasokan. Hal ini disebabkan karena pengaruh faktor musiman pasca lebaran dan liburan sekolah.
Berdasarkan komponen, inflasi yang terkendali terutama dipengaruhi inflasi kelompok volatile food dan kelompok administered prices. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan bulan Agustus tercatat 2,53% (ytd) atau secara tahunan mencapai 3,82% (yoy).
Kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar 0,87% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi sebesar 0,17% (mtm) pada bulan lalu dan rata-rata inflasi Agustus tiga tahun terakhir sebesar 0,16% (mtm). Deflasi bulan Agustus 2017 tersebut terutama disebabkan panen hortikultura yang ditandai dengan turunnya harga komoditas bawang merah, cabai rawit dan bawang putih. Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat rendah, yaitu 1,05% (yoy).
Di samping itu, kelompok administered prices juga mengalami deflasi sebesar 0,48% (mtm) menurun dibandingkan dengan bulan lalu yang mengalami inflasi sebesar 0,07% (mtm). Deflasi administered prices pada bulan ini disebabkan oleh turunnya tarif angkutan udara dan angkutan antar kota seiring selesainya masa liburan sekolah dan lebaran. Secara tahunan, inflasi administered prices mencapai sebesar 9,31% (yoy).
Inflasi inti tercatat sebesar 0,28% (mtm), sedikit meningkat dibandingkan bulan lalu sebesar 0,26%. Inflasi inti pada periode ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi inti Agustus tiga tahun terakhir, yaitu 0,45% (mtm). Kenaikan harga barang dalam kelompok ini terutama disumbang oleh uang sekolah, garam, emas perhiasan, nasi dengan lauk, tarif pulsa ponsel, beberapa komponen upah dan rekreasi. Secara tahunan, inflasi inti tercatat rendah, yaitu 2,98% (yoy).
"Ke depan, inflasi diperkirakan akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran yang ditetapkan. Koordinasi kebijakan antara Pemerintah, baik pusat maupun daerah, dan Bank Indonesia akan terus diperkuat dalam pengendalian inflasi," paparnya.