Janjikan Perbaikan Sistem, Prabowo Tidak Bisa Andalkan Trickle-Down
Tanggal: 14 Okt 2024 10:12 wib.
Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menjanjikan bahwa akan ada perbaikan sistem perekonomian di era pemerintahannya. Janji tersebut disambut baik oleh sebagian masyarakat yang berharap adanya perubahan positif dalam hal perekonomian. Namun, dalam konteks janji tersebut, Prabowo juga menyatakan bahwa pemerintah tidak bisa mengandalkan pendekatan ekonomi yang dikenal sebagai "trickle-down economics."
Dalam mendukung pernyataannya, Prabowo Subianto menjelaskan bahwa pendekatan ekonomi trickle-down akan memakan waktu yang terlalu lama untuk mencapai rencana target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang ia usung dalam pemerintahannya. Dalam hal ini, Presiden terpilih menegaskan bahwa diperlukan langkah-langkah konkret yang lebih cepat dan efektif untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan, Salah satu rencana pada pertumbuhan ekonomi 8% tersebut, termasuk meningkatkan produksi biodisel berbasis kelapa sawit untuk mengurangi impor minyak diesel.
Trickle-down economics atau ekonomi trickle-down merupakan teori ekonomi yang percaya bahwa kebijakan ekonomi yang memberikan insentif kepada para pemegang kekayaan dan perusahaan besar akan mengalir secara alami ke semua lapisan masyarakat. Namun, pendekatan ini telah menuai pro dan kontra karena dianggap hanya menguntungkan kalangan atas dan tidak memberikan dampak konkret bagi kalangan bawah dan menengah.
Prabowo Subianto, dengan latar belakang keilmuan dan pengalaman dalam bidang ekonomi, mengakui bahwa ekonomi trickle-down memang tidak efektif dalam jangka pendek dan menengah. Oleh karena itu, dalam menjalankan pemerintahannya, Prabowo berkomitmen untuk mengadopsi model ekonomi yang lebih inklusif dan progresif. Hal ini sejalan dengan visi ekonomi yang menekankan pemerataan kesejahteraan masyarakat, bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang diukur dari angka-angka statistik semata.
Dalam mengimplementasikan janji-janjinya, Prabowo Subianto juga menyadari bahwa dibutuhkan perbaikan sistem yang menyeluruh. Hal ini mencakup reformasi dalam berbagai sektor ekonomi, termasuk di dalamnya regulasi pasar, kebijakan fiskal, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Dengan melakukan perbaikan sistematik dan terarah, diharapkan akan tercipta fondasi ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan bagi Indonesia.
Melalui berbagai pernyataan dan langkah konkret yang diambilnya, Prabowo Subianto telah menujukkan keseriusannya dalam mewujudkan janji-janji kampanyenya. Namun, tantangan besar tetap akan menghadang, terutama dalam mengubah mindset dan kebijakan yang telah terlanjur tertanam dalam struktur pemerintahan sebelumnya.
Meskipun demikian, harapan masyarakat terhadap perubahan positif dalam sistem ekonomi menjadi hal yang sangat mungkin di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Dengan dukungan dari berbagai pihak terkait, diharapkan perbaikan sistem ekonomi yang dijanjikan akan dapat terwujud, menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih adil dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.
Pada akhirnya, peran serta aktif dari semua pihak, termasuk masyarakat, pelaku usaha, dan unsur-unsur politik, akan sangat menentukan keberhasilan pemerintahan Prabowo Subianto dalam merangkul perbaikan sistem ekonomi menuju ke arah yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Dengan demikian, harapan akan terciptanya perbaikan sistem ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto tetap terbuka lebar. Namun, realisasi janji tersebut tidak akan terjadi tanpa adanya komitmen dan upaya bersama dari semua pihak terkait. Semoga langkah-langkah konkret yang diambil oleh pemerintahan yang akan datang mampu membawa keberhasilan dan perubahan yang diinginkan bagi pembangunan ekonomi Indonesia.