Investor Diprediksi Akan Menahan Investasinya Usai Thomas Djiwandono Dipilih Sebagai Wamenkeu II
Tanggal: 19 Jul 2024 11:12 wib.
Keponakan dari Prabowo Subianto, yakni Thomas Djiwandono, telah diputuskan akan dilantik menjadi Wakil Menteri Keuangan atau yang dikenal sebagai Wamenkeu II. Hal ini diapresiasi oleh beberapa pihak dan mereka percaya bahwa kehadiran Thomas Djiwandono akan berdampak pada masuknya investasi di Indonesia. Rencananya, pelantikan Thomas sebagai Wamenkeu II akan dilakukan di Istana Negara pada hari Kamis sore tanggal 18 Juli.
Menurut Nailul Huda, selaku Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), kehadiran Thomas Djiwandono dalam posisi Wamenkeu dapat mempengaruhi peluang Sri Mulyani Indrawati untuk kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan di masa mendatang. Hal ini kemungkinan akan membuat investor menahan investasinya untuk menanti kepastian siapa yang akan memegang posisi Menkeu ke depan.
"Dengan kehadiran nama Thomas Djiwandono dalam posisi Wamenkeu, investor mungkin akan menahan investasinya untuk menantikan kepastian siapa yang akan menjadi Menkeu di masa depan," ungkap Nailul Huda pada hari Kamis (18/7) ketika dihubungi terkait rencana pelantikan Thomas Djiwandono.
Selain itu, Nailul menambahkan, "Jika Sri Mulyani tidak terpilih, investor mungkin akan semakin khawatir terkait pengelolaan keuangan negara di masa mendatang. Jika benar Thomas yang akan menduduki kursi Menkeu, maka hal tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia."
Nailul juga menyayangkan adanya dua orang yang mengisi jabatan Wamenkeu saat ini, di mana posisi Wamenkeu I telah diisi oleh Suahasil Nazara. Menurutnya, posisi di Kementerian Keuangan memiliki perbedaan mendasar dengan posisi Wamen di Kementerian BUMN.
"Dalam Kementerian BUMN, posisi Wamen jelas dibagi per klaster BUMN. Namun, untuk posisi Wamenkeu, belum jelas bagaimana pembagian tugasnya. Oleh karena itu, unsur politis dalam pemasukan anggaran ke dalam APBN 2025 menjadi faktor utama dalam hal ini," ungkap Nailul.
Nailul melihat keputusan untuk memasukkan Thomas ke dalam kabinet menunjukkan ketidaksesuaian antara rencana penganggaran pemerintahan saat ini dengan pemerintahan Prabowo Subianto di masa mendatang.
"Apalagi jika rencana untuk memberikan makan siang gratis dengan mengurangi biaya per anak hingga setengah dari anggaran awal tetap dilanjutkan. Hal ini menunjukkan bahwa rencana untuk tahun depan sudah tidak teratur dan penempatan Thomas tidak akan secara signifikan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut," tutur Nailul.