Investor AS Meramalkan Masa Depan Pasar Setelah Insiden Penembakan Donald Trump
Tanggal: 15 Jul 2024 01:06 wib.
Sejumlah investor di Amerika Serikat (AS) memberikan tanggapannya terkait insiden percobaan pembunuhan yang dialami mantan presiden dan calon presiden Partai Republik, Donald Trump, di Pennsylvania pada Sabtu (13 Juli 2024). Mereka memprediksi bagaimana masa depan pasar akan terjadi pasca insiden ini. Menurut laporan CNBC International, analis Eastspring Investments di Singapura, Rong Ren Goh, menyatakan bahwa insiden penembakan ini dapat menjadi peluang besar bagi Trump untuk kembali duduk di kursi kepresidenan.
Analisis Goh juga menilai bahwa sebelum peristiwa tersebut, pasar telah bereaksi terhadap prospek kepresidenan Trump dengan mendorong dolar lebih tinggi dan memposisikan kurva imbal hasil Treasury AS yang lebih curam. Dia memperkirakan bahwa perdagangan tersebut dapat menguat dalam minggu mendatang. Hal serupa juga disampaikan oleh kepala investasi di Vantage Point Asset Management, Nick Ferres. Ferres menjelaskan bahwa peristiwa serupa pernah terjadi pada tahun 1981 saat Presiden Ronald Reagan mengalami insiden pembunuhan yang sama.
Ferres mencontohkan bahwa setelah upaya pembunuhan tersebut, Reagan naik 22 poin dalam jajak pendapat. Ia berpendapat bahwa kemungkinan besar pemilu ini akan berjalan dengan baik dan hal ini mungkin mengurangi ketidakpastian. Dukungan bagi Trump juga tampak dari sejumlah kalangan pasca insiden ini, termasuk dari CEO Tesla, Elon Musk, dan manajer hedge fund, miliarder Bill Ackman.
Dilihat dari peluang ini, investor banyak menaruh taruhannya bagi Trump. Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan bahwa warga AS melihat Trump sebagai kandidat yang lebih baik dalam hal perekonomian. Mereka memperkirakan bahwa di bawah pemerintahan Trump, akan terjadi kebijakan perdagangan yang lebih hawkish, lebih sedikit regulasi, dan lebih longgarnya regulasi perubahan iklim.
Investor juga memperkirakan perpanjangan pemotongan pajak perusahaan dan pribadi yang akan berakhir tahun depan. Selain itu, Trump juga telah menyatakan dalam sebuah wawancara pada bulan Februari bahwa dia tidak akan menunjuk kembali Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang masa jabatan empat tahun keduanya akan berakhir pada tahun 2026.
Sementara itu, imbal hasil Treasury jangka panjang telah meningkat seiring dengan kemungkinan pemerintahan Trump yang kedua. Ferres juga menyampaikan pandangannya bahwa Trump selalu lebih pro-pasar. Ia menekankan bahwa masalah utama yang perlu diwaspadai adalah apakah kebijakan fiskal masih longgar secara tidak bertanggung jawab dan dampaknya terhadap inflasi yang diperbarui dan jalur suku bunga di masa depan.
Pandangan investor terhadap masa depan pasar pasca insiden penembakan Donald Trump ini memberikan gambaran yang optimistis terhadap keberlangsungan kegiatan ekonomi di Amerika Serikat. Mereka percaya bahwa kembali adanya Trump di kursi kepresidenan dapat membawa stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Namun, tentu saja, hal ini juga diiringi dengan ketidakpastian atas kebijakan-kebijakan yang mungkin diambil oleh pemerintahan Trump yangkedua.