Sumber foto: Google

Investasi Bodong Tak Kunjung Reda, Literasi Keuangan Jadi PR Besar Negara!

Tanggal: 17 Mei 2025 21:51 wib.
Tampang.com | Kasus penipuan investasi kembali menyeruak, kali ini dengan korban mencapai ribuan orang dan kerugian yang ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah. Di tengah derasnya promosi "cuan cepat", rendahnya literasi keuangan publik dinilai sebagai celah utama yang terus dimanfaatkan oleh pelaku investasi bodong.

Modus Lama dengan Tampilan Baru
Skema ponzi, arisan online, hingga "trading" berbasis aplikasi terus bertransformasi mengikuti tren digital. Namun ujung-ujungnya, pola penipuan tetap sama: menjanjikan keuntungan besar dalam waktu cepat tanpa risiko yang jelas.

“Pelaku makin canggih, tapi yang disasar tetap sama: masyarakat yang minim literasi,” ujar Aulia Rachman, analis keuangan independen.

Peran OJK dan Kelemahan Pengawasan
Meski Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rutin merilis daftar entitas ilegal, penyebaran informasi masih terbatas dan respons hukum terhadap pelaku sering kali lambat.

“OJK sudah bekerja, tapi tanpa dukungan edukasi masif, masyarakat tetap jadi korban,” tambah Aulia.

Edukasi Keuangan yang Belum Merata
Program literasi keuangan oleh pemerintah dan lembaga keuangan kerap tidak menjangkau daerah-daerah yang paling rentan. Celah inilah yang dimanfaatkan para penipu.

Solusi: Digitalisasi Edukasi dan Tindakan Tegas Penegak Hukum
Pemerintah perlu menggandeng platform digital dan media lokal untuk memperluas jangkauan edukasi keuangan. Di sisi lain, aparat harus mempercepat penindakan agar efek jera lebih terasa.

Waspada Sebelum Terlambat
Masyarakat dihimbau untuk selalu melakukan verifikasi terhadap lembaga keuangan yang menawarkan investasi, terutama yang menjanjikan profit instan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved