Ini Dia Jenis Investasi Cerdas di Tengah Kenaikan Suku Bunga!
Tanggal: 2 Jul 2025 12:12 wib.
Ketika berbicara mengenai investasi, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi suku bunga memiliki peranan penting. Suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi keputusan investor. Oleh karena itu, penting untuk merancang strategi investasi yang tepat ketika suku bunga sedang berada dalam tren kenaikan atau penurunan.
Suku bunga dapat dianggap sebagai risiko sistemik yang dapat memengaruhi seluruh instrumen investasi di pasar. Biasanya, pergerakan suku bunga ini banyak dipengaruhi oleh kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), yang juga akan berimbas pada suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI). Pada bulan November 2023, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25 hingga 5,50 persen, namun mereka juga menekankan adanya kemungkinan untuk kembali menaikkan suku bunga jika tingkat inflasi belum menunjukkan penurunan yang signifikan.
Di dalam negeri, BI juga merespons dengan menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 6 persen. Selain itu, suku bunga untuk Deposit Facility dinaikkan menjadi 5,25 persen, sementara Lending Facility mencapai 6,75 persen. Dengan keadaan ini, hampir semua instrumen investasi akan terdampak, tetapi masih ada beberapa jenis investasi yang dapat dipertimbangkan.
1. Deposito
Salah satu pilihan investasi yang strategis saat suku bunga sedang tinggi adalah deposito. Pada umumnya, bunga deposito yang ditawarkan oleh bank cenderung mengikuti kenaikan suku bunga, sehingga menawarkan imbal hasil yang lebih menguntungkan dibandingkan periode saat suku bunga rendah. Meskipun keuntungan dari deposito tergolong rendah dan dapat terpengaruh oleh inflasi, tetap saja investasi ini menjadi pilihan yang baik bagi mereka yang memiliki tujuan jangka pendek. Namun, hal yang perlu diingat adalah bahwa dana yang ditempatkan dalam deposito tidak dapat dicairkan kapan saja, karena terdapat kesepakatan mengenai jangka waktu dan pencairan yang harus dipatuhi.
2. Reksa Dana Pasar Uang
Sama halnya dengan deposito, reksa dana pasar uang juga dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga, terutama jika reksa dana tersebut memiliki underlying asset berupa deposito. Oleh karena itu, investasi dalam reksa dana pasar uang dapat menjadi pilihan yang menarik di saat suku bunga meningkat. Selain memberikan potensi imbal hasil yang lebih baik, reksa dana juga menawarkan kemudahan dalam hal likuiditas. Investor dapat mencairkan investasinya sesuai dengan kebutuhan tanpa terikat oleh jangka waktu tertentu seperti pada deposito.
3. Surat Berharga Negara (SBN)
Surat Berharga Negara, seperti Savings Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Tabungan, juga menunjukkan potensi peningkatan kupon imbal hasil ketika suku bunga naik. SBN menawarkan karakteristik imbal hasil yang bersifat mengambang serta batasan minimal yang sudah ditetapkan sebelumnya. Instrumen ini juga memiliki keunggulan bebas dari risiko gagal bayar, menjadikannya pilihan ideal bagi investor pemula yang ingin memulai investasi sambil mencari pendapatan pasif yang aman. Dengan demikian, SBN memberikan kesempatan bagi investor untuk memperoleh imbal hasil yang lebih stabil dan dapat diandalkan di tengah ketidakpastian ekonomi.
Jelas bahwa meskipun ada tekanan dari kenaikan suku bunga, masih ada beberapa alat investasi yang dapat dimanfaatkan. Setiap pilihan investasi memiliki karakteristiknya masing-masing, dan memperhatikan kondisi pasar serta kebutuhan finansial adalah kunci untuk membuat keputusan yang tepat.