Inggris Buka Peluang Investor Asing Kuasai 15 Persen Media Cetak
Tanggal: 17 Mei 2025 15:19 wib.
Tampang.com | Pemerintah Inggris resmi membuka keran bagi investor asing milik negara untuk memiliki hingga 15 persen saham di media cetak seperti surat kabar dan majalah. Langkah ini menjadi bagian dari reformasi strategis untuk menjaga pluralisme media, sekaligus memberikan kepastian terhadap kepemilikan harian The Telegraph yang selama ini menuai kontroversi.
Langkah Baru Jaga Pluralitas Media di Era Globalisasi
Pemerintah Inggris menyatakan bahwa kebijakan ini memungkinkan masuknya pendanaan dari luar negeri, namun tetap menegaskan pentingnya menjaga independensi redaksi dari campur tangan negara asing. Menteri Kebudayaan Lisa Nandy mengatakan, "Reformasi penting dan modern ini adalah tentang melindungi pluralitas media dan mencerminkan perubahan cara orang mengonsumsi berita."
Menurut Nandy, reformasi ini juga menjadi penyeimbang antara perlindungan terhadap media dari kendali asing dan kebutuhan organisasi berita untuk mencari sumber dana berkelanjutan.
Aturan Baru, Peluang Baru bagi Investor
Melalui kebijakan anyar ini, investor seperti dana kekayaan negara (sovereign wealth fund) dan dana pensiun diberi “pengecualian terbatas” untuk mengakuisisi hingga 15 persen saham di surat kabar dan majalah Inggris. Pemerintah berharap pendekatan ini dapat membuka jalan bagi pendanaan yang sehat tanpa mengorbankan kepemilikan nasional.
Pemerintah juga memperluas kewenangan untuk meninjau penggabungan perusahaan media, termasuk situs berita digital, demi menghindari dominasi oleh satu pihak tertentu yang bisa mengancam keberagaman informasi.
The Telegraph dan Polemik Investasi Asing
Salah satu pemantik reformasi ini adalah kisruh kepemilikan surat kabar The Telegraph. Pemerintah sebelumnya memberlakukan larangan terhadap investasi negara asing di media cetak, yang digunakan untuk menghalangi upaya akuisisi oleh RedBird IMI, perusahaan milik mantan bos CNN, Jeff Zucker. RedBird IMI mendapatkan pendanaan mayoritas dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Pada 2023, RedBird IMI sempat menguasai The Telegraph dan majalah The Spectator setelah membantu keluarga Barclay melunasi utang sebesar 1,2 miliar pound sterling (sekitar Rp 26,3 triliun) kepada Lloyds Bank.
Nasib Media Elite Inggris di Tengah Reformasi
Pasca transaksi itu, The Spectator telah dilepas ke pendiri perusahaan hedge fund Paul Marshall pada September 2024. Namun The Telegraph hingga kini belum menemukan pembeli yang permanen. Batas kepemilikan 15 persen memungkinkan investor seperti dari Abu Dhabi untuk tetap memiliki sebagian saham tanpa menimbulkan kekhawatiran dominasi penuh.
Pemerintah Siap Intervensi Jika Ada Potensi Dominasi Asing
Pemerintah menegaskan tidak akan melarang pembiayaan berbasis utang. Namun, bila dalam situasi tertentu utang tersebut mengarah pada pengambilalihan oleh pihak asing karena gagal bayar, maka pemerintah bisa turun tangan dengan menggunakan aturan intervensi yang berlaku.
Kebijakan ini disebut sebagai titik tengah antara menjaga kedaulatan informasi nasional dan tetap terbuka terhadap pendanaan global yang sangat dibutuhkan oleh banyak organisasi media saat ini.