Sumber foto: Google

Inflasi Meningkat Pesat, Apa yang Bisa Dilakukan Masyarakat untuk Menghadapi Tekanan Ekonomi?

Tanggal: 12 Mei 2025 22:39 wib.
Tampang.com | Ketika inflasi terus melaju, harga barang-barang kebutuhan pokok semakin tak terjangkau oleh banyak kalangan. Masyarakat mulai merasakan dampak langsung dari naiknya harga bahan makanan, energi, dan barang-barang lainnya. Lantas, bagaimana masyarakat Indonesia dapat bertahan menghadapi tekanan ekonomi ini?

“Inflasi yang tinggi dapat menurunkan daya beli masyarakat. Kita sedang berada dalam fase yang cukup berat dalam perekonomian,” ujar Dani Wibowo, ekonom senior dari Lembaga Ekonomi Indonesia.

Inflasi dan Dampaknya terhadap Daya Beli Masyarakat

Salah satu dampak langsung dari inflasi yang tinggi adalah penurunan daya beli. Harga barang-barang seperti makanan, bahan bakar, dan kebutuhan lainnya terus melonjak, sementara pendapatan masyarakat tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

“Bagi masyarakat berpendapatan rendah dan menengah, inflasi ini sangat berdampak karena mereka menghabiskan sebagian besar penghasilannya untuk kebutuhan dasar,” kata Dani.

Barang-barang pokok seperti beras, minyak goreng, dan bahan pangan lainnya telah mengalami kenaikan harga yang signifikan, yang semakin membebani anggaran rumah tangga. Bahkan sektor energi, yang mencakup tarif listrik dan harga BBM, juga turut berkontribusi pada inflasi yang meresahkan.

“Perekonomian rumah tangga harus memprioritaskan pengeluaran dengan sangat hati-hati. Kenaikan harga barang menyebabkan semakin sulit untuk mencapainya keseimbangan antara kebutuhan sehari-hari dan penghematan,” ujar Dani.

Kebijakan Pemerintah dalam Menghadapi Inflasi

Pemerintah Indonesia telah mengambil sejumlah langkah untuk menanggulangi dampak inflasi yang semakin meluas. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan kebijakan penyaluran subsidi dan bantuan sosial untuk masyarakat miskin dan rentan. Namun, meskipun ini dapat membantu, Dani berpendapat bahwa kebijakan-kebijakan tersebut tidak cukup untuk jangka panjang.

“Subsidi dan bantuan sosial memang membantu, tetapi tidak menyelesaikan akar masalah inflasi. Yang diperlukan adalah pengelolaan ekonomi yang lebih efisien agar harga-harga bisa lebih stabil,” ujar Dani.

Selain itu, Bank Indonesia juga telah menaikkan suku bunga acuan untuk meredam inflasi. Namun, dampaknya terhadap masyarakat belum dapat dirasakan dalam waktu dekat. Masyarakat yang tergantung pada pinjaman dan kredit juga mulai merasakan tekanan tambahan akibat suku bunga yang lebih tinggi.

Solusi untuk Menghadapi Inflasi: Mengelola Keuangan Pribadi

Meskipun situasi ekonomi yang sedang berlangsung cukup berat, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk bertahan dan mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik.



Mengatur Prioritas Pengeluaran:
Salah satu cara terbaik untuk bertahan dalam kondisi inflasi tinggi adalah dengan lebih bijak mengelola pengeluaran. Prioritaskan kebutuhan yang benar-benar penting, seperti makanan, kesehatan, dan pendidikan, dan kurangi pengeluaran untuk barang-barang yang tidak mendesak.

“Setiap rumah tangga perlu membuat anggaran yang ketat dan meninjau kembali pengeluaran yang tidak perlu. Penghematan dapat dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan barang yang sudah ada, serta menghindari konsumsi yang berlebihan,” saran Dani.


Berinvestasi dalam Aset yang Tahan Inflasi:
Salah satu cara yang dapat membantu melawan dampak inflasi adalah dengan berinvestasi dalam aset yang dapat melawan inflasi, seperti properti, emas, atau bahkan reksa dana yang menguntungkan dalam jangka panjang. Berinvestasi sejak dini dapat membantu melindungi nilai kekayaan Anda dari dampak inflasi yang merugikan.

“Investasi adalah langkah yang cerdas untuk melindungi daya beli. Aset yang tahan inflasi akan memastikan nilai kekayaan Anda tetap stabil meskipun harga barang terus naik,” ujar Dani.


Meningkatkan Pendapatan dengan Pekerjaan Sampingan:
Untuk mengimbangi inflasi yang terus meningkat, masyarakat bisa mencari sumber pendapatan tambahan. Pekerjaan sampingan atau usaha kecil bisa menjadi solusi untuk menambah penghasilan, sehingga dapat mengurangi tekanan finansial.

“Banyak orang mulai mencari peluang usaha yang dapat memberikan penghasilan tambahan, seperti berjualan online, menjadi freelancer, atau membuka usaha kecil-kecilan yang dapat dijalankan di rumah,” kata Dani.


Hemat Energi dan Sumber Daya:
Salah satu cara untuk mengurangi beban pengeluaran adalah dengan lebih hemat dalam menggunakan energi dan sumber daya lainnya. Mengurangi penggunaan listrik, air, atau bahan bakar akan langsung terasa dalam penghematan biaya.

“Penghematan energi harus dilakukan secara bijak. Misalnya, mematikan peralatan listrik saat tidak digunakan, menggunakan kendaraan umum atau bersepeda, serta mengurangi konsumsi barang-barang sekali pakai,” saran Dani.


Mendapatkan Pendidikan Keuangan:
Memahami cara mengelola keuangan secara bijak sangat penting dalam menghadapi inflasi. Dengan memiliki pengetahuan tentang manajemen keuangan, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam hal pengelolaan uang, pengeluaran, dan investasi.

“Pendidikan keuangan adalah kunci untuk membantu masyarakat mengelola keuangan mereka dengan lebih efisien. Semakin cerdas masyarakat dalam mengelola keuangan, semakin mudah mereka untuk bertahan dalam situasi ekonomi yang sulit,” ujar Dani.



Dalam menghadapi inflasi yang terus meningkat, masyarakat perlu mempersiapkan diri dengan mengelola keuangan secara bijak dan cerdas. Pemerintah perlu terus berupaya untuk menstabilkan perekonomian, namun langkah-langkah individual juga sangat penting agar keluarga dan individu bisa bertahan dalam situasi ekonomi yang penuh tantangan ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved