Sumber foto: Google

Inflasi Indonesia, Bagaimana Dampaknya Terhadap Daya Beli Masyarakat?

Tanggal: 10 Mei 2025 11:58 wib.
Tampang.com | Inflasi menjadi salah satu isu utama yang terus dibahas di Indonesia. Dalam beberapa bulan terakhir, laju inflasi di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa, baik bahan pokok maupun barang lainnya, membuat masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana dampaknya bagi perekonomian Indonesia?

Penyebab Inflasi di Indonesia
Inflasi di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari sisi permintaan maupun sisi penawaran. Salah satu penyebab utama adalah kenaikan harga bahan baku yang mempengaruhi harga barang dan jasa. Selain itu, peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) dan bahan pangan turut memberi andil besar dalam inflasi yang terjadi.

“Inflasi saat ini dipicu oleh beberapa faktor, mulai dari gangguan pasokan barang, kenaikan harga bahan bakar, hingga ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar,” ujar Agus, seorang ekonom dari Universitas Indonesia.

Selain itu, inflasi juga dipengaruhi oleh faktor global, seperti kenaikan harga barang impor dan fluktuasi nilai tukar mata uang. Indonesia yang mengandalkan impor barang-barang tertentu sangat rentan terhadap dampak inflasi global ini.

Dampak Inflasi Terhadap Daya Beli Masyarakat
Salah satu dampak terbesar dari inflasi adalah menurunnya daya beli masyarakat. Ketika harga barang-barang kebutuhan pokok terus meningkat, sementara pendapatan masyarakat tetap, maka kemampuan mereka untuk membeli barang dan jasa semakin terbatas. Hal ini menyebabkan banyak keluarga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah.

“Inflasi yang tinggi mengurangi kemampuan masyarakat untuk membeli barang yang dibutuhkan. Kenaikan harga sembako dan kebutuhan pokok lainnya sangat terasa, sementara kenaikan gaji tidak sebanding dengan harga barang,” kata Nani, seorang ibu rumah tangga di Jakarta.

Kondisi ini memperburuk kesenjangan sosial, karena kelompok masyarakat berpenghasilan rendah akan lebih merasakan dampak inflasi dibandingkan dengan mereka yang memiliki pendapatan lebih tinggi. Bagi masyarakat miskin, inflasi dapat memperburuk kemiskinan dan meningkatkan beban hidup mereka.

Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Inflasi
Pemerintah Indonesia melalui Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan terus berupaya menekan inflasi agar tidak semakin tinggi. Salah satu kebijakan yang diambil adalah dengan menaikkan suku bunga acuan BI untuk mengendalikan laju inflasi. Namun, kebijakan ini seringkali menimbulkan dampak negatif lainnya, seperti peningkatan biaya pinjaman dan pengaruh terhadap sektor riil.

“Pemerintah harus tetap berhati-hati dalam mengelola inflasi. Kebijakan seperti menaikkan suku bunga bisa menahan inflasi, tetapi juga berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi,” jelas Agus.

Selain itu, pemerintah juga berusaha menstabilkan harga bahan pokok dengan menggelar operasi pasar dan menyediakan subsidi kepada barang-barang kebutuhan penting, seperti minyak goreng, beras, dan bahan bakar. Namun, implementasi kebijakan tersebut sering kali menemui hambatan, seperti distribusi yang tidak merata dan ketergantungan pada impor.

Peningkatan Harga Barang Pokok
Salah satu sektor yang paling terasa dampaknya adalah kenaikan harga barang-barang pokok, seperti bahan makanan dan energi. Misalnya, harga beras dan telur yang sering melonjak, serta kenaikan harga bahan bakar yang memengaruhi biaya transportasi, turut berkontribusi pada peningkatan biaya hidup.

“Setiap hari saya merasa lebih sulit untuk membeli bahan makanan. Harga beras dan telur naik drastis dalam beberapa bulan terakhir. Ini sangat mempengaruhi anggaran keluarga,” tambah Nani.

Kenaikan harga bahan baku juga berimbas pada harga barang jadi dan jasa, membuat biaya hidup masyarakat semakin tinggi. Meskipun pemerintah berusaha menstabilkan harga, namun upaya tersebut tidak selalu berhasil mengatasi lonjakan harga yang terjadi.

Pendidikan dan Kesehatan Terkena Dampak
Inflasi juga berdampak pada sektor-sektor lain, seperti pendidikan dan kesehatan. Biaya pendidikan yang semakin tinggi membuat banyak orang tua kesulitan untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Begitu pula dengan biaya layanan kesehatan yang semakin mahal, membuat akses terhadap layanan medis menjadi lebih terbatas.

“Biaya pendidikan semakin mahal. Sementara pendapatan keluarga tidak sebanding dengan kenaikan biaya sekolah anak. Kami terpaksa mengurangi pengeluaran di sektor lain agar bisa tetap membiayai pendidikan anak,” kata Santi, seorang orang tua di Surabaya.

Solusi untuk Mengatasi Inflasi
Untuk mengatasi inflasi yang semakin tinggi, sejumlah solusi perlu dipertimbangkan. Salah satunya adalah peningkatan produktivitas sektor pertanian dan industri dalam negeri, yang dapat mengurangi ketergantungan pada impor. Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi dalam negeri akan membantu menstabilkan harga barang dan mengurangi dampak inflasi.

Pemerintah juga perlu memperkuat sistem distribusi barang, agar tidak terjadi kelangkaan barang yang menyebabkan harga melonjak. Peningkatan transparansi dan pengawasan dalam distribusi barang akan mengurangi adanya permainan harga yang merugikan masyarakat.

“Upaya untuk menstabilkan harga barang dan meningkatkan produksi dalam negeri harus menjadi prioritas. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter yang tepat akan sangat berperan dalam mengendalikan inflasi,” ujar Agus.

Masa Depan Ekonomi Indonesia
Inflasi yang terus meningkat menjadi tantangan besar bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah dan masyarakat perlu berkolaborasi untuk mencari solusi agar daya beli masyarakat tidak semakin tergerus. Dengan kebijakan yang tepat dan pengelolaan ekonomi yang bijak, diharapkan Indonesia dapat mengatasi tantangan inflasi ini dan menciptakan perekonomian yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved