Indonesia Kecanduan Impor BBM Singapura, Mentan Soroti Jumlah Fantastis
Tanggal: 1 Jun 2025 09:51 wib.
Jakarta, Tampang.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadia, secara blak-blakan mengungkapkan keheranannya atas ketergantungan Indonesia yang sangat tinggi terhadap impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura. Padahal, Singapura yang luas daratannya hanya beda tipis dengan luas Jakarta, selama puluhan tahun menjadi penyuplai utama impor BBM Pertamina di Indonesia.
"Total impor BBM kita 50 persen kan kita ambil dari Singapura. Ini yang kita mau perlahan-lahan kita arahkan ke negara lain," kata Bahlil dalam acara Energi Mineral Forum 2025 di Kempinski Hotel Jakarta yang juga disiarkan secara live, dikutip pada Sabtu (31/5/2025).
Untuk diketahui, kebutuhan BBM dalam negeri mencapai sekitar 1,5 juta barel sampai 1,6 juta barel per hari. Sementara produksi minyak sekitar 800 ribu barel per hari, yang berarti sekitar separuhnya berasal dari impor. Bahlil mengungkapkan, ada kecenderungan dari oknum importir yang ingin negara terus melakukan impor BBM. Cara yang mereka lakukan adalah berupaya agar produksi minyak (lifting) stagnan.
"Kalau ditanya importir, ya jangan naik-naik dan naik (lifting), disuruh impor terus. Sudah begitu impornya dari Singapura lagi, yang enggak ada minyak itu. Lucu negara kita ini," beber Bahlil. "Kita impor minyak, BBM, dari negara yang enggak ada minyaknya. Kan lucu di dunia ini," tegasnya lagi.
Bahlil juga mendapati temuan lain: harga BBM dari kilang-kilang di Singapura yang dikapalkan ke Indonesia, ternyata harganya sama dengan harga BBM bila mengimpor dari Timur Tengah. Padahal, jarak ke Singapura jauh lebih dekat dengan Indonesia. Meskipun Singapura bukan negara penghasil minyak mentah, namun kilang-kilang di sana dimiliki perusahaan-perusahaan minyak multinasional. Sehingga menurut logika Bahlil, harga minyak dari kilang-kilang di Singapura seharusnya bisa lebih murah karena kedekatan geografis dengan Indonesia.
"Daripada begitu saya putuskan saja, enggak usah impor di sana (Singapura). Impor aja di Middle East, Middle East ketawain kita, masih jauh lebih berharga daripada Singapura ketawain kita, karena mereka enggak punya minyak," tutur Bahlil.
Bahlil juga menuding keberadaan oknum pejabat dan pengusaha nakal yang mengeruk banyak keuntungan dari impor BBM Indonesia. Dirinya mengklaim punya beberapa bukti yang bisa menguatkan dugaan bahwa impor BBM dari Singapura sebenarnya diatur dengan sengaja (by design). "Tapi saya ingin mengatakan bahwa ini by design, ini by design. Menurut saya hanya orang-orang yang tidak berpikir jauh yang mengatakan ini tidak by design. Dan saya sudah dapat membuktikan itu, tapi datanya khusus untuk kami saja," kata Bahlil.
Pengalihan Impor BBM Dikatakan Bahlil, rencana pengalihan impor BBM Indonesia ini akan dilakukan bertahap mulai November 2025, dimulai dari 50–60 persen hingga berhenti total. Untuk mendukung langkah ini, Pertamina tengah membangun dermaga baru agar kapal berkapasitas besar dapat digunakan dalam pengiriman BBM. “Jadi kita membangun yang besar, supaya satu kali angkut, enggak ada masalah. Maka, pelabuhannya yang diperbesar, dan kedalamannya harus dijaga,” jelas Bahlil.
Selain dari Timur Tengah, Amerika Serikat juga akan menjadi mitra penyedia impor BBM Indonesia. Hal ini juga menjadi upaya pemerintah Indonesia untuk mencairkan hubungan dagang dengan Negeri Paman Sam. “Kan kita sudah mempunyai perjanjian dengan Amerika. Salah satu di antara yang kita tawarkan itu adalah, kita harus membeli beberapa produk dari mereka. Di antaranya adalah BBM, crude, dan LPG,” katanya.