Sumber foto: Google

Indonesia China Siapkan Proyek Satu Juta Hektare Sawah di Kalteng, Ulangi Kegagalan Food Estate Soeharto?

Tanggal: 7 Mei 2024 21:22 wib.
Indonesia dan China telah melakukan pembicaraan tentang kerja sama ekonomi kedua negara dalam Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama (HDCM). Salah satu proyek yang tengah disiapkan adalah proyek pertanian dengan skala besar di Kalimantan Tengah, yang melibatkan pengembangan satu juta hektare sawah. Meskipun dijelaskan sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan, proyek ini dinilai tak realistis oleh sebagian pihak, yang khawatir bahwa hal tersebut hanya akan mengulang kegagalan yang telah terjadi selama tiga dekade terakhir sejak masa pemerintahan Soeharto.

Sejarah kegagalan food estate di Indonesia telah menjadi pembelajaran berharga. Banyak proyek pertanian besar yang didirikan dengan harapan untuk memperbaiki ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan, namun akhirnya menghadapi berbagai kendala dan kegagalan. Melalui masa pemerintahan Soeharto, program food estate sudah dijalankan dengan skala besar, namun hasilnya tidak memuaskan dan malah menimbulkan berbagai masalah, yang termasuk kerugian finansial, masalah teknis, dan dampak sosial bagi masyarakat lokal.

Analis pertanian menyatakan bahwa pembangunan food estate yang terlalu besar dan terlalu cepat cenderung membuat proyek tersebut rentan terhadap kegagalan. Faktor-faktor seperti kurangnya perencanaan yang matang, kurangnya keterlibatan masyarakat lokal, dan kurangnya pemahaman akan kondisi lingkungan setempat seringkali menjadi penyebab kegagalan dalam proyek food estate. 

Keberhasilan proyek food estate seharusnya melibatkan proses perencanaan yang komprehensif, pengelolaan yang baik, serta keterlibatan masyarakat lokal yang kuat. Kegagalan proyek-proyek sebelumnya seharusnya dijadikan pembelajaran bagi pemerintah Indonesia untuk memastikan bahwa proyek satu juta hektare sawah di Kalteng tersebut tidak akan berakhir dengan kegagalan yang sama.

Pemerintah Indonesia dan China perlu memastikan bahwa proyek ini memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan secara holistik. Keterlibatan masyarakat lokal dalam setiap tahapan proyek sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan mendukung kemajuan ekonomi daerah. Dalam hal ini, pembelajaran dari kegagalan proyek sebelumnya seharusnya dijadikan landasan untuk memastikan bahwa proyek ini akan berdampak positif bagi kedua negara, secara ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Dengan memperhatikan kesalahan yang telah terjadi sebelumnya dan melibatkan para pakar, pemerintah Indonesia dan China dapat menciptakan model pertanian yang efisien, berkelanjutan, dan berdampak positif bagi kedua negara. Dalam hal ini, penting juga untuk memastikan bahwa pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan proyek tersebut.

Proyek satu juta hektare sawah di Kalteng harus dijalankan dengan perencanaan yang matang, melibatkan masyarakat lokal, dan mengutamakan aspek keberlanjutan. Dengan demikian, proyek ini dapat menjadi langkah maju bagi kedua negara dalam mengatasi tantangan ketahanan pangan dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat. Dengan sikap kritis dan pembelajaran dari masa lalu, diharapkan proyek ini dapat memperbaiki sejarah kegagalan food estate di Indonesia dan membawa dampak positif bagi kedua negara.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved