IHSG Sesi I Lanjutkan Reli Meski Pasar Antisipasi Hasil RDG BI
Tanggal: 21 Agu 2024 14:26 wib.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I perdagangan Rabu (21/8) berhasil menutup perdagangan dengan kenaikan sebesar 0,35 persen ke level 7.560,42. Kenaikan ini dipengaruhi oleh sentimen positif dalam negeri yang terus mendorong kinerja pasar modal Indonesia.
Menurut riset harian Panin Sekuritas, pasar sedang mengantisipasi hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) hari ini. Konsensus menyatakan bahwa Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 6,25 persen.
Namun, di sisi lain, pasar berharap akan mendapatkan petunjuk mengenai rencana pemangkasan suku bunga acuan BI, setidaknya untuk sisa tahun 2024. Harapan akan adanya kejelasan mengenai kebijakan moneter tersebut juga turut mendorong penguatan IHSG.
Pada sesi I perdagangan, sektor-sektor indeks saham tercatat mengalami kenaikan. Sektor keuangan menguat sebesar 0,40 persen, sementara sektor properti juga menunjukkan kinerja positif dengan kenaikan sebesar 0,85 persen.
Peningkatan sektor properti ini dijelaskan oleh langkah ekspansif beberapa perusahaan properti di Indonesia, seperti contohnya PANI, yang baru-baru ini menggelar private placement dengan target dana sebesar Rp6,5 triliun untuk ekspansi bisnisnya. Langkah tersebut dianggap sebagai sentimen positif bagi perusahaan properti di pasar modal, dan menyumbangkan penguatan IHSG.
Adapun pergerakan harga komoditas di pasar global juga memberikan dampak pada pergerakan IHSG. Harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) dari Malaysia turun sebesar 1,48 persen, sementara harga nikel mengalami lonjakan sebesar 2,28 persen. Di sisi lain, nilai tukar Rupiah tercatat menguat sebesar 0,73 persen ke level Rp15.457 per USD.
Melirik ke pasar obligasi, terdapat penurunan yield obligasi 5 tahun dan 10 tahun. Penurunan yang signifikan ini didorong oleh pembelian masif pada instrumen surat utang dari investor, seiring dengan berbagai spekulasi terkait kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada semester kedua tahun 2024.
Dari sisi nilai transaksi perdagangan, tercatat nilai transaksi mencapai jumlah yang cukup besar pada sesi I, yakni Rp8,5 triliun. Namun, terdapat penurunan dibandingkan dengan transaksi perdagangan pada sesi I hari sebelumnya (20/8). Di mana perdagangan saham tertinggi pada hari ini didominasi oleh saham-saham dari sektor perbankan besar dan sektor otomotif.
Dengan berbagai dinamika tersebut, IHSG berhasil bertahan pada jalur penguatan di sesi I perdagangan, walaupun masih perlu mengantisipasi hasil RDG BI yang akan mempengaruhi sentimen pasar dalam beberapa waktu ke depan. Namun, kondisi tersebut tetap menjadi dorongan bagi pelaku pasar untuk tetap memantau perkembangan ekonomi dan pasar modal Indonesia dengan cermat. Semua ini menunjukkan tanda-tanda positif bagi perekonomian dalam negeri.
Ini merupakan tanda bahwa pasar modal Indonesia masih mampu menarik perhatian para investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Memantau perkembangan perekonomian global dan nasional juga menjadi salah satu kunci untuk memahami dinamika pasar modal dalam negeri. Dukungan kebijakan fiskal dan moneternya juga perlu menjadi perhatian, karena hal ini berpotensi memberikan dampak yang signifikan bagi kinerja pasar modal Indonesia di masa yang akan datang.