Sumber foto: Google

Hilirisasi Nikel Hingga Sawit, Cara Jokowi Unjuk Gigi Lawan Diskriminasi Negara Maju

Tanggal: 10 Okt 2024 18:31 wib.
Presiden Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi, telah sering menekankan agar hilirisasi sumber daya Indonesia diperluas tidak hanya terbatas pada sektor pertambangan. Dalam upaya tersebut, pemerintah tengah mempertimbangkan untuk melarang ekspor produk mentah dari sektor pertanian, demi meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut. Langkah ini diyakini akan membawa manfaat besar bagi perekonomian Indonesia.

Salah satu sektor yang mendapat perhatian dalam upaya hilirisasi adalah nikel. Indonesia memiliki cadangan nikelin yang sangat besar, namun sebagian besar diekspor dalam bentuk bahan mentah. Pemerintah berkomitmen untuk mendorong industri pengolahan nikel agar dapat menciptakan produk bernilai tambah tinggi, seperti baterai untuk kendaraan listrik. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya menjadi eksportir bahan mentah, melainkan juga produsen barang jadi yang dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi.

Selain nikel, sektor sawit juga menjadi fokus dalam upaya hilirisasi. Sawit merupakan komoditas penting bagi Indonesia, namun ekspor dalam bentuk crude palm oil (CPO) seringkali menghadapi hambatan harga dan diskriminasi dari negara-negara maju. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk menggenjot industri pengolahan sawit di dalam negeri. Dengan demikian, nilai tambah dari produk sawit dapat meningkat, dan Indonesia tidak hanya bergantung pada ekspor CPO.

Langkah-langkah ini sejalan dengan visi Jokowi untuk memperkuat perekonomian Indonesia melalui peningkatan daya saing produk dalam negeri. Dengan adanya hilirisasi, Indonesia diharapkan mampu bersaing lebih baik di pasar global. Selain itu, hilirisasi juga akan membuka peluang baru bagi penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun, tantangan-tantangan dalam mewujudkan hilirisasi ini juga tidak sedikit. Diperlukan infrastruktur yang memadai, kebijakan yang mendukung, serta keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam industri pengolahan. Selain itu, pemerintah juga perlu memperhatikan berbagai dampak lingkungan dan sosial yang mungkin timbul dari pengembangan industri hilirisasi.

Dalam menghadapi diskriminasi dari negara-negara maju, Jokowi telah menunjukkan langkah tegas untuk melindungi kepentingan negara ini. Selain dari sisi ekonomi, langkah ini juga merupakan bentuk kedaulatan negara dalam mengelola sumber daya alamnya. Melalui hilirisasi, Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan meningkatkan nilai tambah dari hasil alam yang dimilikinya.

Pemerintah juga telah memperkuat dukungan terhadap riset dan pengembangan dalam upaya hilirisasi. Hal ini dilakukan guna meningkatkan inovasi dan teknologi di sektor hilirisasi, sehingga produk-produk yang dihasilkan memiliki daya saing yang tinggi di pasar global. Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif dan fasilitas bagi para pelaku usaha yang terlibat dalam pengembangan industri hilirisasi.

Dengan upaya hilirisasi nikel hingga sawit, Jokowi menunjukkan komitmennya dalam memajukan perekonomian Indonesia. Langkah ini juga merupakan upaya nyata dalam menghadapi diskriminasi yang seringkali terjadi dalam perdagangan internasional. Diharapkan, melalui langkah-langkah ini, Indonesia dapat lebih mandiri dan memiliki posisi yang lebih kuat dalam pasar global.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved