Sumber foto: Google

Heboh Dugaan Job Fair Cuma Formalitas, Menaker Teppis Isu Viralnya

Tanggal: 5 Jun 2025 10:29 wib.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli baru-baru ini menanggapi tudingan yang menyebut bahwa pelaksanaan job fair hanya bersifat formalitas. Dalam sebuah konferensi pers, Yassierli menegaskan bahwa anggapan ini tidaklah benar. Menurutnya, isu-isu semacam ini muncul akibat informasi yang tidak berdasar dan kerap kali viral di masyarakat. Ia menjelaskan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus berupaya untuk menguatkan pelaksanaan job fair sebagai salah satu solusi dalam menanggulangi masalah pengangguran yang ada di Indonesia.

Yassierli menambahkan, Kemnaker telah melakukan koordinasi dengan seluruh kepala dinas ketenagakerjaan provinsi terkait pelaksanaan job fair. Koordinasi ini bertujuan agar acara tersebut dapat berlangsung dengan baik dan memperhatikan berbagai risiko yang mungkin terjadi. Menaker Yassierli percaya bahwa dengan kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, job fair dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi para pencari kerja.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Ketenagakerjaan memang gencar mengadakan job fair di berbagai daerah. Acara ini tidak hanya ditujukan sebagai sarana untuk memfasilitasi pencari kerja, tetapi juga sebagai ajang untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pencarian kerja yang terencana. Melalui job fair, perusahaan dapat langsung melihat calon karyawan yang potensial, sementara pencari kerja mendapat kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan perwakilan perusahaan.

Meski demikian, Menaker Yassierli menyadari bahwa ada tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan job fair. Beberapa di antaranya adalah minimnya partisipasi perusahaan dan rendahnya kualitas calon karyawan. Untuk mengatasi hal ini, Kemnaker merencanakan serangkaian program kolaboratif dengan dunia industri dan lembaga pendidikan guna meningkatkan keterampilan serta daya saing pencari kerja. Yassierli berharap kolaborasi ini dapat menjembatani kesenjangan antara kualifikasi yang dimiliki pencari kerja dengan kebutuhan perusahaan.

Lebih lanjut, Yassierli juga menyoroti pentingnya transparansi dalam pelaksanaan job fair. Ia menyerukan kepada seluruh penyelenggara untuk memastikan semua informasi yang terkait dengan acara tersebut disampaikan dengan jelas dan akurat. Hal ini diharapkan dapat mengurangi potensi mispersepsi di masyarakat mengenai pelaksanaan job fair. "Kami ingin agar masyarakat memahami bahwa job fair bukan sekadar formalitas, tetapi merupakan langkah konkret untuk membantu mereka menemukan pekerjaan," ungkapnya.

Menghadapi isu dan anggapan negatif yang beredar, Menaker Yassierli berkomitmen untuk terus berupaya memperbaiki kualitas pelaksanaan job fair ke depan. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan program ini dan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap pencari kerja di Indonesia. Menaker Yassierli percaya bahwa dengan langkah yang tepat, pemerintah dapat membantu menekan angka pengangguran sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berubah, Kementerian Ketenagakerjaan juga sedang merancang kebijakan-kebijakan baru yang lebih adaptif. Melalui strategi yang tepat, diharapkan job fair dapat berfungsi dengan maksimal dan tidak hanya menjadi agenda tahunan yang dianggap sepintas. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli terus memantau perkembangan ini dan berkomitmen untuk menghadirkan perubahan positif bagi pencari kerja di Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved