Sumber foto: Google

Harga Sembako Tak Kunjung Turun, Masyarakat Menjerit Setelah Lebaran!

Tanggal: 13 Mei 2025 21:43 wib.
Tampang.com | Masyarakat Indonesia kini menghadapi kenyataan pahit usai Lebaran: harga bahan pokok tak kunjung turun. Mulai dari beras, cabai, hingga minyak goreng, semua masih bertengger di harga tinggi. Kondisi ini membuat beban rumah tangga makin berat, terutama kalangan menengah ke bawah.

Harga Tak Kunjung Stabil, Beras dan Cabai Jadi Keluhan Utama
Di pasar tradisional, harga beras premium masih berada di kisaran Rp15.000–Rp17.000 per kilogram, sedangkan cabai rawit tembus Rp85.000/kg. Minyak goreng curah pun belum kembali ke harga normal sebelum Ramadan.

“Dulu belanja Rp50.000 bisa dapat banyak. Sekarang, cuma cukup buat lauk sehari,” keluh Rani, ibu rumah tangga di Tangerang.

Distribusi dan Stok Nasional Jadi Sorotan
Para pengamat menilai persoalan utama bukan hanya soal pasokan, tapi distribusi yang tidak merata. Beberapa daerah kelebihan stok, namun lainnya justru kekurangan karena rantai pasok yang tidak efisien.

“Distribusi pangan masih mengandalkan sistem yang usang dan rawan spekulasi harga. Akibatnya, disparitas harga antarwilayah makin parah,” jelas Bhima Yudhistira, ekonom dari CELIOS.

Daya Beli Melemah, Konsumsi Rumah Tangga Tertekan
Dengan harga kebutuhan pokok yang tinggi, masyarakat terpaksa menekan konsumsi. Efeknya bisa berdampak ke pertumbuhan ekonomi nasional, karena konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar PDB.

“Kalau masyarakat hanya bisa membeli kebutuhan paling dasar, roda ekonomi di sektor lain ikut melambat,” tambah Bhima.

Pemerintah Diminta Cepat Bertindak, Bukan Sekadar Imbauan
Sejumlah kebijakan stabilisasi harga seperti operasi pasar dan subsidi pupuk dinilai belum cukup efektif. Pemerintah diminta mempercepat reformasi distribusi pangan dan memperkuat cadangan pangan nasional.

“Jangan hanya imbau pedagang tidak menaikkan harga. Harus ada intervensi pasar yang nyata dan terukur,” tegas Bhima.

Solusi Jangka Panjang: Digitalisasi Rantai Pasok dan Ketahanan Pangan Lokal
Pakar mendorong agar pemerintah mempercepat digitalisasi distribusi pangan dan memperkuat ketahanan pangan lokal agar tak terus bergantung pada pasokan pusat. Selain itu, koperasi tani dan pasar daerah harus diberdayakan kembali.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved